OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 06 Juni 2018

Kemarin ‘Ratakan Radar Bogor’, Sekarang ‘Hati-hati Urusan dengan Bu Mega’

Kemarin ‘Ratakan Radar Bogor’, Sekarang ‘Hati-hati Urusan dengan Bu Mega’


Massa PDI Perjuangan geruduk Radar Bogor

POJOKSATU.id, SOLO – Pernyataan Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Bambang ‘Pacul’ Wuryanto yang menyebut ‘Ratakan Radar Bogor’ disebutnya bukan ancaman.

Demikian disampaikan Bambang ditemui JawaPos.com di sela pembagian KIP di Pendapi Gede, Balai Kota, Solo, Selasa (5/6/2018).

Hal itu melanjutkan insiden penggerudukan massa dan kader PDI Perjuangan ke kantor redaksi Radar Bogor pekan lalu.

Insiden itu dipicu pemberitaan tentang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Menurut Bambang, apa yang ia ucapkan saat itu sama sekali bukan ancaman maupun intimidasi kepada media dalam sebuah pemberitaan.

Melainkan hanya menyampaikan apa yang selama ini menjadi kulptur di internal partai berlambang banteng hitam itu.

Sebab katanya, baik partai maupun polisi, tidak bisa menahan gejolak dari grassroot terkait aksi tersebut.

“Kayak sampeyean nggak paham saja. Di PDIP, Megawati dianggap ibu. Kalau ibu dilecehkan, bisa marah rakyat. Rakyat PDIP maksud saya,” katanya.

Ketua DPD Jawa Tengah itu membeberkan, sudah pernah mengalami hal serupa di provinsi tengah Pulau Jawa itu.

“Saya tidak mengancam, tapi memberikan sinyal. Kayak gitu terjadi di Jateng, bisa seperti yang saya bilang (kantor bisa rata dengan tanah),” lanjutnya.

Ia pun berpesan agar jangan sampai ada pihak-pihak yang mengganggu Megawati Soekarnoputri.

Sebab, jika pemberitaan seperti di Radar Bogor itu terjadi di Jawa Tengah, ia tak bisa menjamin keamanannya.

“Sebab semua kader PDIP akan marah dan siap melakukan tindakan,” terangnya.

Bambang menambahkan, jika hal seperti itu sudah terjadi, maka dirinya sebagai Ketua DPD pun tak akan digubris lagi.

“Ibu Megawati itu ibunya anak-anak PDIP. Itu ibunya banteng. Kalau njenengan (Anda) lecehkan, mereka langsung bergerak,”

“Kalau itu terjadi di Jateng, bisa parah. Bisa rata dengan tanah kantornya,” ucap pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu.

Karena itu, Bambang berharap kepada media, meski dalam era kebebasan berpendapat, tetap berhati-hati saat memberitakan soal Megawati.

Jangan sampai melecehkan atau membuat masalah.

“Agar (media) lebih berhati-hati berurusan dengan Bu Mega. Kami nggak mau dicap sebagai anak durhaka dan ini bukan mengancam,” tegasnya.

(apl/JPC/)

Sumber :pojoksatu