OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 05 Juni 2018

Ratna Sarumpaet: Garuda Indonesia Bangkrut, Salah Jokowi, Jadi Presiden Digaji Rakyat, Mikir!

Ratna Sarumpaet: Garuda Indonesia Bangkrut, Salah Jokowi, Jadi Presiden Digaji Rakyat, Mikir!

Ratna Sarumpaet menuliskan kritikannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal isu maskapai Garuda Indonesia yang mengalami kebangkrutan.

Ratna sarumpaet dan Presiden Jokowi - kolase/tribunwow

10Berita   - Seniman tanah air, Ratna Sarumpaet menuliskan kritikannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal isu maskapai Garuda Indonesia yang mengalami kebangkrutan.

Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @RatnaSpaet yang ia tuliskan pada sabtu (2/6/2018).

Diketahui, sebanyak 1.300 pilot dan lima ribu kru maskapai Garuda Indonesia mengancam akan melakukan aksi mogok dalam waktu dekat.

Jumlah tersebut telah dipastikan oleh Asosiasi Pilot Garuda (APG).

Diketahui, aksi mogok ini diprakarsai oleh Serikat Pekerja Garuda (Sekarga) dan APG.

Pihak Pilot dan karyawan Garuda mengungkapkan pendapat mereka.

Hal itu dikatakan oleh Presiden APG Captain Bintang Hardiono

Menurut Bintang, ada sejumlah masalah teknis di garuda.

Termasuk masalah yang muncul lantaran sejumlah Dewan Direksi tak memiliki latar belakang dalam bidang penerbangan.

Bintang mengungkapkan, jika sebagian besar mereka berasal dari dunia perbankan.

Ia pun memberi contoh, seperti kebijakan meniadakan mobil jemputan untuk kru kabin yang akhirnya menuai kontra dari pihak karyawan dan pilot.

Dilaporkan, atas kebijakan tersebut, muncul beberapa kasus kecelakaan yang menimpa para kru maskapai.

"Pilot, kan, mikirnya safety, karena bisa pulang pukul 02.00 atau 04.00 pagi. Alasan perusahaan, di luar negeri bisa kok naik angkutan umum. Kok disamain sama luar negeri, kan di sana kereta bus tepat waktu, di sini gimana tepat waktu?" ucap Bintang.

Selain soal teknis, gaji dan pergeseran jam kerja juga menjadi persoalan.

Menanggapi polemik yang terjadi di perusahaan Garuda IndonesiaRatna Sarumpaet menilai bahwa semau ini hancur di tangan rezim Jokowi.

Cuitan Ratna Sarumpaet (twitter)

Kemudian, cuitan tersebut ditanggapi oleh seorang netizen dengan akun @tong_basudara.

Netizen tersebut meminta Ratna Sarumpaetuntuk mikir dan tidak terus menyalahkan Jokowi.

"Waah.... Sampai gelandangan yg tipu tipu cacat padahal nggak cacat..
Sampai orang lahir cacat...
Sampai nenek nenek yg hilang akal..
Dipastikan, padepokan #2019GantiPresiden menyalahkan jokowi.
Mikir dong," tulis akun @tong_basudara.

Mendapatkan balasan seperti itu, ratna lantas menjawab bahwa tidak ada yang bisa disalahkan selain Jokowi.

Menurut ratna, Jokowi menjadi presiden digaji rakyat dan wajib mengurus segalanya.

"Garuda bangkrut mau salahkan siapa kalau bukan Presiden? Untuk urus itulah dia jadi presiden dan digaji rakyat. Akal, logika, mikir!!!!!," tulis Ratna.

Cuitan Ratna Sarumpaet (twitter)

Maskapai Garuda pastikan operasional mudik lebaran aman

Maskapai Garuda Indonesia memastikan penerbangan selama musim mudik akan berjalan normal.

Komitmen tersebut sejalan dengan dibatalkannya rencana aksi mogok para pilot garuda pada puncak arus mudik.

Vice President Corporate Secretary Hengki Heriandono menyampaikan apresiasi kepada asosiasi pilot yang mementingkan kepentingan nasional dibandingkan melakukan aksi mogok.

"Kami juga menyampaikan apresiasi terhadap APG dan Sekarga yang tetap mengedepankan kepentingan nasional dan komitmen pelayanan operasional terhadap konsumen di periode peak season ini," ungkap Hengki melalui keterangan resminya, Sabtu (2/6/2018).

Hengki juga menyebutkan pihak Garuda telah menyiapkan sejumlah program agar program mudik 2018 dapat berjalan sesuai target.

"Kami harapkan agar para pengguna jasa tetap tenang dan tidak perlu kuatir tentang rencana mogok tersebut. Kami pastikan layanan operasional penerbangan tetap berlangsung normal," kata Hengki yang dilansir dari Tribunnews.com.

Pihak Garuda mengaku terus melakukan diskusi dengan para pegawai garuda terkait tuntutan mereka seperti adanya perbaikan di jajaran direksi serta peningkatan kesejahteraan bagi pegawai.

"Karena lebih dari 90 persen aspirasi tuntutan karyawan kepada perusahaan telah dipenuhi oleh manajemen, dan tidak ada issue kesejahteraan karyawan yang menjadi penyebab rencana mogok APG dan Sekarga," tutur Hengki. (/Woro Seto)

Sumber :TribunWow.com