Terungkap, Peretasan Kantor Berita Negara Qatar Ternyata Dilakukan di Arab Saudi
10Berita, Peretasan Kantor Berita Qatar (QNA) dan publikasi pernyataan palsu yang dikaitkan kepada Emir Qatar, Syaikh Tamim bin Hamad Al Tsani, ternyata dilakukan oleh pembajak di
Arab Saudi. Hal ini terungkap dalam penyelidikan yang dirilis Aljazeera.
Dalam penyelidikan tersebut, sel peretas bekerja dari dalam salah satu kementerian terkemuka di Riyadh, Saudi.
Peretasan terhadap QNA dan media sosial pemerintah Qatar terjadi pada 24 Mei 2017 silam. Peristiwa ini telah memicu krisis diplomatik terbesar di Teluk. Bahkan pada 05 Juni 2017, Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha dan memberlakukan boikot darat, laut, udara.
Saudi dan aliansinya menuding Qatar sebagai pendukung terorisme dan mendukung Iran. Dengan tegas Pemerintah Doha telah membantah semua tudingan tersebut.
Setelah peretasan, Doha membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus tersebut.
Sebuah perusahaan fiktif UEA di Azerbaijan meminta kepada tiga perusahaan di Turki, untuk mendeteksi pelanggaran keamanan dalam daftar situs web berita daring termasuk QNA. Tiga perusahaan Turki ini memang bekerja di pengamanan platform dan situs web daring.
Menurut penyelidikan, perusahaan UEA itu kemudian menghentikan operasinya di Azerbaijan, segera setelah data yang diinginkan didapat. Informasi itu kemudian diserahkan kepada tim peretas Arab Saudi.
Sementara itu, Institut Komputerisasi Qatar menyebut ada 187 akun Twitter baru selama atau sebelum krisis pecah. Dikatakannya, akun-akun baru itu dibuat oleh para pemboikot.
Penulis Qatar Abdulaziz al-Ishaq kepada Aljazeera mengatakan bahwa sebenarnya Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud tahu tentang rencana peretasan kantor berita Qatar ini selama kunjungannya di Doha pada Desember 2016 lalu. (dwt/ram)
[]
Sumber :EraMuslim