OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 20 Juli 2018

Anak-Anak Mendengar dengan Mata, Tidak dengan Telinga Mereka

Anak-Anak Mendengar dengan Mata, Tidak dengan Telinga Mereka

10Berita, SALAH satu pelajaran paling mendalam yang Saya ajarkan ialah: “Anak-anak mendengar dengan mata mereka, tidak dengan telinga mereka.”

Jika Anda menasihati anak Anda mengenai bahaya merokok, sementara Anda memegang rokok di tangan Anda, ucapan Anda tidak akan berpengaruh apa-apa, terlepas dari seberapa benarnya. Anak Anda akan melihat apa yang ada di tangan Anda dan mengambil pelajaran dari itu, mengabaikan apapun yang Anda katakan.

Dengan cara yang sama, alasan mengapa anak Anda mungkin tidak peduli tentang al-Quran meskipun Anda membawa mereka ke 5 sekolah Islam berbeda ialah karena Anda sendiri tidak tahu cara membacanya, tidak pula Anda melakukan upaya aktif untuk melakukannya. Kemunafikan tidak akan hilang dari anak-anak. Tidak akan pernah.

Baca: Jangan Takut Punya Banyak Anak!


Bahkan jika mereka belajar bagaimana secara fisik membaca, menulis, dan menghafalkan, itu tidak menembus hati mereka.

Di sisi lain, Saya mengenal beberapa orang tua yang membaca dan menghafalkan Quran setiap hari sebagai bagian dari gaya hidup mereka, dan anak-anak mereka (yang baru saja belajar berjalan) berupaya membaca Quran tanpa pernah disuruh. Anak-anak mereka di bawah umur 10 tahun telah menghafal sebagian besar Quran tanpa pernah dipaksa.

Apakah Anda suka atau tidak, Anda adalah role model terbesar mereka dalam setiap hal yang Anda lakukan, secara sadar dan tidak sadar.

Ini tidak hanya berlaku pada anak-anak. Beginilah cara kerja manusia. Anda melihat beberapa orang –baik bos, ayah, atau orang tua– berteriak dan menjerit demi penghormataan yang akhirnya tidak mereka dapatkan, sementara Anda juga melihat orang lain mendapatkan rasa hormat tanpa pernah mereka meminta atau menuntut. Itu karena mereka mempraktekkan apa yang mereka nasihatkan.

Sulit mengeluh pada atasan Anda tentang datang ke kantor pada jam 9 pagi ketika Anda melihat dia datang pada jam 8 pagi. Sulit memberitahu ayah Anda mengapa membaca 1 jus sehari terlalu banyak ketika dia membaca 2 jus sehari.

Bahkan, semakin Anda membuktikan nasihat Anda melalui tindakan, Anda tidak akan banyak bicara. Ketika teman Anda melihat bagaimana Anda memaafkan seseorang yang tidak pantas dimaafkan, itu adalah pelajaran hidup mereka, tanpa satu patah katapun dikeluarkan. Ketika mereka menjadi seseorang yang lebih besar, mereka tidak perlu datang ke Anda untuk meminta nasihat; Anda telah menasihati mereka lebih dalam dari pada kata-kata Anda.

Baca: Kisah Kesabaran Ibu Dianugerahi Tiga Anak Tunanetra


Aisyah (semoga Allah merahmatinya) menggambarkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam sebagai al-Quran berjalan. Itulah mengapa para sahabat memujanya. Ketika Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam shalat dengan sangat lama hingga kakinya membengkak, Aisyah bertanya mengapa dia melakukannya padahal dosanya di masa lampau dan masa depan telah dimaafkan, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallammenjawab, “bukankah seharusnya Aku menjadi budak yang bersyukur?

Ketika para sahabat membangun parit dan memberitahu Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam betapa laparnya mereka, menunjukkan padanya batu yang mereka ikat di perut mereka untuk menahan lapar, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallammengangkat bajunya dan memperlihatkan pada mereka dua batu yang dia ikat di perutnya. Para sahabat kemudian kembali bekerja.

Dialah adalah pria yang tidur di kasur keras yang bahkan meninggalkan bekas luka di punggungnya. Ketika dia mengatakan pada para sahabat untuk beribadah pada malam dan tidur sedikit, tidak ada satupun pertanyaan ditanyakan.

Jangan mengeluh tentang anak, pasangan, murid, atau karyawan Anda ketika solusinya tidak ditemukan melalui tindakan Anda sendiri.*

Artikel ditulis oleh Salah Sharief dari Ilmfeed, diterjemahkan Nashirul Haq AR

Sumber :Hidayatullah.com