Dahnil: Jangan Pilih Capres yang Asal Ngomong “Saya Anti Korupsi”
10Berita , Jakarta – Kasus korupsi menjadi persoalan penting yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Mengingat, kerugian yang ditimbulkan sangat berdampak pada kehidupan masyarakat.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, menjelaskan bahwa yang paling efektif dalam memberantas korupsi bukanlah KPK dan jajarannya, melainkan seorang presiden.
“Kenapa kasus Novel terhambat, menurut saya karena ada miskin komitmen terhadap upaya pemberantasan korupsi,” ungkapnya saat diskusi Madrasah Anti Korupsi Seri XXII dengan tema ‘Capres Anti Korupsi’ di Gedung PP Muhammadiyah, Jl. Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (17/07/2018).
Dahnil menyebut isu anti korupsi sangat penting dalam proses Pemilu dan Pilpres 2019 nanti. Menurutnya, penting sekali mencari calon presiden yang anti korupsi tidak sebatas ucapan. Kasus korupsi dinilai tidak hanya sebatas mencuri uang negara, tetapi dalam hal penegakan hukum dan keadilan.
“Itulah kita butuh capres yang punya komitmen tinggi terhadap pemberantasan korupsi, bukan yang cuma ngomong berantas korupsi,” jelas Pendiri Madrasah Antikorupsi ini.
Senada dengan Dahnil, Direktur Lokataru Foundation Haris Azhar menjelaskan pentingnya mengenal latar belakang dan menyeleksi calon-calon presiden yang diusung pada Pilpres 2019 nanti.
“Lihat latar belakangnya, jangan yang bisa ngomong ‘saya anti korupsi’. Semua capres pasca reformasi ngomongnya begitu. Tapi semakin dia banyak bicara korupsi makin banyak. Saya mengamati sama polanya,” terangnya.
Ia kemudian berpesan kepada masyarakat agar tidak mudah menerima janji-janji calon presiden.
Sumber :Kiblat.