Hamas Tolak Rencana Perdamaian Usulan Donald Trump
Ilustrasi Bendera Israel dan Palestina
10Berita -- Seorang pemimpin senior Hamas pada Jumat (6/7) mengatakan gerakannya dengan keras menentang rencana perdamaian yang direncanakan oleh Presiden AS Donald Trump. Rencana perdamaian tersebut dinamakan Kesepakatan Abad Ini.
"Dalam kamus kami, tak ada yang dinamakan Kesepakatan Abad Ini atau bahkan dua abad; kami tidak mengetahui ada satu tanah yang menggantikan tanah lain. Ada Yerusalem Timur dan Yerusalem Barat," kata Mahmoud Zahar.
Zahar berbicara kepada puluhan orang Palestina yang mengadakan pertemuan terbuka dan demonstrasi pada Jumat siang (6/7) di sebelah timur Jalur Gaza Timur di Kota Khan Younis, dekat perbatasan dengan Israel. Di sana, bentrokan terjadi dengan tentara Israel yang ditempatkan di wilayah tersebut.
"Kami takkan menerima baik Kesepakatan Abad Ini dan kami takkan membiarkannya dilaksanakan," kata Zahar, sebagaimana dikutip Xinhua. Ia menambahkan bahwa "kesepakatan ini adalah kesepakatan bualan, sedangkan hak sah kita tak bisa diperdebatkan dan kami takkan pernah menyerahkannya".
Zahar mengatakan Hamas mengirim pesan jelas kepada setiap pemukim Israel. "Mereka tak mempunyai tanah di sini dan pergilah sebelum tanah ini menelan kalian".
Pada Jumat, bentrokan terjadi antara ratusan demonstran dan tentara Israel di bagian timur Jalur Gaza di dekat perbatasan dengan Israel pada pertemuan terbuka. Bentrokan itu terjadi pada protes Jumat ke-15, yang dimulai pada 30 Maret.
Ashraf Al-Qedra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, mengatakan kepada wartawan sedikitnya 86 demonstran, termasuk wartawan dan paramedis, cedera.
Media lokal Palestina dan Israel melaporkan bahwa para pegiat dari Jalur Gaza melepaskan sebanyak 100 balon dan layang-layang yang terbakar dari bagian timur Jalur Gaza ke dalam wilayah Israel Selatan. Hal itu mengakibatkan kebakaran besar pada beberapa ladang pertanian di daerah itu. Tak ada laporan mengenai korban cedera.
Al-Qedra mengatakan pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 136 orang Palestina, dan melukai tak kurang dari 14 ribu orang lagi sejak 30 Maret. Sebanyak separuh dari korban cedera ditembak oleh amunisi aktif, dan banyak lagi masih berada dalam kondisi kritis.
Sumber: Antara