Jokowi Tidak Nyaman dengan Puan Maharani. Begini Cara Mega Merayunya
Referensi pihak ketiga
10Berita, Diam-diam hubungan Presiden Joko Widodo dan Ketum PDIP Megawati mulai retak. Kabarnya, salah satu pemicunya terkait nama Puan Maharani dipaksakan sebagai cawapres Jokowi di Pilpres 2019.
Selama ini, Jokowi terlihat mengambil sikap dalam memimpin pemerintahan tidak ingin direcoki urusan elektabilitas termasuk soal cawapres. Di sisi lain, sebagai petugas partai (kader PDIP), Jokowi sulit menghindar dari permintaan Megawati yang berusaha memuluskan putri kesayangannya sebagai RI 2.
Mengapa harus Puan? Sebagai partai pemenang pemilu, Mega tidak ingin memberikan kekuasaan kepada kader partai lain. Jika, Puan naik sebagai wapres, Pilpres 2024 akan menjadi milik PDIP. Selain itu, Puan adalah sosok penerus trah Soekarno di pemerintahan setelah Puti Guntur Soekarnoputri kalah di Pilgub Jatim.
Renggangnya hubungan Jokowi-Mega juga dipicu pilihan PDIP di Pilgub Jawa Barat dan Jawa Timur. Seperti dikutip Tempo, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan Jokowi lebih mendukung Khofifah di Pilgub Jatim. Pernyataan itu langsung mendapat respons keras Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah.
Referensi pihak ketiga
Ketua Tim Pemenangan PDIP untuk pilgub Jatim ini menyebut Airlangga tengah mengadu domba Jokowi dan Mega. "Pernyataan itu menyinggung perasaan dan mengarah pada upaya adu domba antara Bu Mega dengan Pak Jokowi," kata Basarah dikutip tempo.co, Selasa (26/6/2018).
Kini, hubungan keduanya kembali pasang surut mendekati waktu pendaftaran Capres/Cawapres 2019 pada tanggal 4-10 Agustus 2018. Namun, Mega memiliki jurus ampuh untuk merayu Jokowi. Caranya dengan mengajak makan bersama dengan menu makanan kesukaan Bung Karno, seperti ayam goreng bumbu lajak, sayur lodeh, rendang ikan, ikan cue goreng, tempe goreng, dan bubur jagung.
Referensi pihak ketiga
Makanan spesial ini selalu disajikan Mega ketika ingin mengambil keputusan penting bersama Jokowi. Apakah kali ini Jokowi akan luluh?
Sumber : UC News