OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 17 Juli 2018

Mahasiswa: Kenaikan Harga BBM, Kebijakan Neo-Liberalisme yang Untungkan Asing

Mahasiswa: Kenaikan Harga BBM, Kebijakan Neo-Liberalisme yang Untungkan Asing

10Berita, SOLO – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Soloraya (APMS) berunjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Bundaran Gladak, Solo, Senin (16/7/2018).

Korlap aksi Sigit Yudhistira menilai, kenaikan harga BBM yang tanpa ada pemberitahuan ke publik tersebut membuktikan pemerintahan Jokowi-JK kurang memahami kondisi perekonomian masyarakat menengah ke bawah. Kebijakan itu juga disebut sebagai kebijakan neo-liberalisme yang menguntungkan pihak asing.

“Kebijakan Neolib tersebut semakin membuka lebar jalan bagi perusahaan minyak asing dalam persaingan industri migas di sektor hilir. Hal ini menjadi pelengkap liberalisasi industri migas yang sebelumnya sektor hulu telah lebih dahulu diliberalisasi secara ugal-ugalan,” kata Sigit dalam pesan siar yang diterima Jurnalislam.com, Senin (16/7/2018).

Sigit juga menjelaskan bahwa kenaikan harga BBM juga akan memberikan efek domino dalam perekonomian masyarakat. Selain itu, pencabutan BBM jenis premium yang selama ini jadi andalan masyarakat kalangan bawah semakin menyengsarakan masyarakat.

“Naiknya harga BBM akan memberikan kenaikan terhadap naiknya biaya transport baik privat maupun publik. Biaya distribusi dagang maupun jasa-jasa lainnya. Ditambah lagi BBM penugasan (Premium) yang menjadi andalan masyarakat ekonomi menengah kebawah kini sulit ditemui,” paparnya.

“Karena melalui Perpres No 191 tahun 2014 tentang penyediaan, pendistribusian harga jual eceran BBM saat ini premium tidak wajib di distribusikan di wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali). Dengan kata lain premium dihilangkan secara paksa dari pasaran,” sambungnya.

Untuk itu, APMS menuntut pemerintah untuk menghentikan kebijakan dapat membahayakan rakyat seperti pcncabutan subsidi, penjualan aset BUMN negara, dan pengizinan korporasi untuk mengeruk SDM Indonesia.

“Menyeru kepada pemerintah dan rakyat untuk meninggalkan system ekonomi kapitalisme dan sekulerisme yang telah menggrogoti SDM dun SDA negeri ini. melanggengkan penjahan negeri ini. dan menjauhkan negeri ini dari baldatun thayyibatun wa robbun ghaffur,” tandasnya.

Sumber :Jurnal Islam