OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 05 Juli 2018

Merajut Persatuan di Tengah Perselisihan Umat Islam

Merajut Persatuan di Tengah Perselisihan Umat Islam



10Berita - Ratusan ulama dan dai dari 20 negara menjadi peserta dalam acara Pertemuan Dai dan Ulama Internasional ke-5 di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, pada 3-7 Juli 2018. Pertemuan para ulama dan dai ini diselenggarakan Yayasan al Manarah al Islamiyah, Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pada hari kedua pelaksanaan, Rabu (4/7), para ulama dan dai membahas isu penting soal sebab-sebab perselisihan di tengah umat Islam. Karena itu, para ulama dan dai se-Asia Tenggara berkomitmen merajut tali persatuan.

Dosen Universitas Ummul Qura Makkah yang menjadi pembicara, Syekh Fakhruddin Az-Zubair, mengatakan perselisihan yang terjadi di kalangan umat Islam disebabkan kezaliman dan kebodohan. Dia menuturkan, kezaliman terbagi menjadi tiga, yakni kezaliman terhadap Allah, terhadap diri sendiri, dan terhadap saudaranya. Tingkat kezaliman pertama adalah yang paling buruk, yang menyebabkan munculnya kesesatan.

Menurut dia, keyakinan menyimpang di tengah umat Islam memang merupakan masalah besar bagi kaum Muslim. Kendati demikian, kata dia, hal itu tidak semestinya disikapi secara reaktif oleh umat.

"Apalagi, perselisihan akidah yang sifatnya internal sesama Muslim. Harusnya lebih bisa tidak menyebabkan kita berpecah," ujar Syekh Fakhruddin.

Sedangkan, zalim terhadap diri sendiri dan saudara sendiri merupakan dampak dari kezaliman pertama. Menurut dia, kezaliman-kezaliman itu menjatuhkan orang-orang pada kebodohan yang setidaknya terbagi menjadi tiga.

Pertama, kekeliruan terhadap pemaknaan ayat-ayat Alquran dan As-sunnah (hadis), lalu terhadap penghukuman realitas dengan dalil (ta'shil), dan terakhir kebodohan dalam menempatkan dalil dalam realita (tanzil). Tiga kebodohan itu yang menurutnya tengah menjadi 'hantu' tersendiri bagi sesama Muslim, ketika tidak menempatkan dalil pada konteks yang tepat.

Sekretaris Rabithah Ulama dan Dai Asia Tenggara, Ustaz Jeje Zaenudin, menjelaskan, dalam konteks keindonesiaan, perselisihan kerap muncul lantaran tidak ada kesamaan visi antara kepentingan pemerintah dan kepentingan dakwah. Karena itu, pertemuan ulama dan dai ini merupakan interaksi positif untuk gerakan dakwah dan kebijakan pemerintah.

"Jangan sampai gerakan dakwah dianggap bertentangan dengan kepentingan pemerintah. Sebaliknya, juga kebijakan pemerintah jangan sampai berdampak merugikan terhadap visi dan orientasi dakwah," kata Jejen saat berbincang dengan Republika.co.id di sela-sela acara.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yang menjadi peserta dalam Pertemuan Ulama dan Dai, Mohammad Siddik, menekankan persatuan umat Islam tidak dapat dielakkan. Karena itu, menurut dia, sejak hari pertama pertemuan ini selalu menekankan tentang persatuan.

"Intinya yang dibahas dari kemarin, yaitu perintah berpegang teguhlah pada tali Allah dan jangan berpecah belah. Artinya dakwah ukhuwah," jelas Siddik.

Menurut dia, persatuan sangat penting untuk membuat kehidupan umat Islam lebih baik lagi. Seperti halnya di beberapa daerah yang umat Islamnya minoritas perlu dibantu bersama agar dapat beribadah dengan nyaman.

"Kemampuan kita kan nggak seluruhnya sehingga harus kerja sama. Umpamanya ada daerah minoritas di berbagai daerah dan itu juga perlu dibantu," katanya.

sumber: Republika, kontenislam.com

Related Posts:

  • Khilafiyah Ulama tentang Cadar Khilafiyah Ulama tentang Cadar Diperlukan kearifan dalam melihat perbedaan tentang cadar. 10Berita , Persoalan memakai cadar (niqab) bagi perempuan hingga kini masih menjadi hal yang diperselisihkan oleh para pakar hukum Isl… Read More
  • Suku Arab Kuno Pemahat Bukit Ini Musnah karena Suara KerasSuku Arab Kuno Pemahat Bukit Ini Musnah karena Suara Keras Ukiran dan pahatan mereka hingga saat ini dapat ditemui di Gunung Athlab. 10Berita , Suatu ketika kaum Tsamud hancur karena suara keras. Semua orang kaum tersebut ma… Read More
  • Din Syamsuddin: Jangan Paksakan Pancasila jadi Agama, Islam tetaplah Lebih MuliaDin Syamsuddin: Jangan Paksakan Pancasila jadi Agama, Islam tetaplah Lebih Mulia 10Berita, JAKARTA  Pancasila dengan agama Islam jelas berbeda. Bahkan dari segi apapun berbeda. Agama dari wahyu-Nya, Pancasila dari pemik… Read More
  • Kita yang Selalu Lalai Kita yang Selalu Lalai Oleh: Aya ummu Najwa (Ibu Rumah Tangga Peduli Generasi) 10Berita, Dalam bahasa arab, kata lalai disebut ghaflah. Yaitu tidak mengetahui atau menyadari apa yang seharusnya diketahui atau disadari. Orang… Read More
  • Menguak Firaun yang DitenggelamkanMenguak Firaun yang Ditenggelamkan Jasadnya diawetkan dan dapat ditemui hingga kini. 10Berita , JAKARTA -- Kisah Firaun dan kekejamannya terhadap Bani Israil meninggalkan hikmah yang besar bagi umat Islam. Akibat kesombongan… Read More