OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 24 Juli 2018

Mesut Özil Keluar dari Timnas Jerman: “Kalau Menang Saya Orang Jerman, kalau Kalah Saya Imigran”

Mesut Özil Keluar dari Timnas Jerman: “Kalau Menang Saya Orang Jerman, kalau Kalah Saya Imigran”



Mesut Ozil dan Timnas Jerman

10Berita Ahad malam (23/07/2018) waktu Jerman, para penggemar sepak bola gempar di dunia netizen. Pemain gelandang tim nasional Jerman, Mezut Özil mengumumkan pengunduran dirinya dalam bentuk tiga cuitan lewat akun twitter pribadinya @MesutÖzil1088. Alasan Özil mengundurkan diri adalah karena serangan rasisme.

Laman sosial pun menjadi lapangan tempat para warga net menyuarakan pendapatnya. Dari skuad timnas Jerman, yang pertama kali berkomentar di laman sosial adalah pemain Bayern München, Jerome Boateng. Dalam cuitannya, Boateng secara singkat mengungkapkan rasa terima kasihnya selama bermain bersama, Özil, yang dipanggilnya Abi.

Rekannya di Arsenal, Héctor Bellerín yang juga pemain timnas Spanyol secara terbuka memberikan dukungan atas langkah Mesut Özil yang menentang perlakukan rasis yang dialaminya pasca kekalahan Jerman dalam Piala Dunia 2018.

Dukungan terhadap pemain gelandang Arsenal itu pun datang dari para penggemar bola di seluruh dunia yang dirangkum dalam hashtag #IStandWithÖzil. Penyanyi religius yang populer di Indonesia, Maher Zain adalah salah satu di antaranya. Cuitannya yang mengutip pernyataan Özil telah dicuit ulang sebanyak lebih dari 10 ribu kali.

Menteri Olahraga Turki, Mehmet Kaspoglu juga tak ketinggalan. “Kami sepenuhnya mendukung tindakan terhormat yang diperlihatkan saudara kami Mesut Özil,” cuit Mehmet Kaspoglu dikutip Deutsche Welle.

Baca: Pemain Muslim Bantu Timnas Prancis Raih Kemenangan di Tengah Islamophobia 


Kalau menang saya orang Jerman, tapi sewaktu kalah saya imigran’

Özil bergabung dengan tim muda Bundesliga Schalke 04 di kampung halamannya Gelsenkirchen pada 2005. Keberhasilannya di panggung internasional datang lebih cepat, ia memenangkan kejuaraan Eropa U21 dengan tim Jerman tahun 2009.

Mesut Ozil dan Erdogan

Penampilannya yang luar biasa untuk tim Jerman di Piala Dunia 2010 menarik perhatian klub-klub terbaik Eropa. Ia dijual ke Real Madrid pada 2010 kemudian pindah ke tim Inggris Arsenal dengan rekor klub 50 juta Euro.

Lahir sebagai seorang Jerman generasi ketiga, ia selalu menyatakan bangga akan asal-usulnya di Turki, sambil menekankan bahwa hidupnya dikhususkan untuk Jerman. Sebagai seorang Muslim yang taat, ia pernah memposting foto dirinya berhaji ke Makkah pada 2016.

Ia adalah salah satu pemain kunci yang ikut mengantarkan penampilan fenomenal Jerman di Piala Dunia 2014. Selain keluar sebagai juara, Jerman juga sukses membantai tuan rumah Brasil 7-1 di babak semifinal.

Secara total sepanjang karir untuk timnas Jerman, ia telah memainkan 92 pertandingan, mencetak 23 gol, dan mencatatkan 40 umpan matang.

Özil pernah bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan beberapa kali, yang terakhir yaitu Mei 2018. Pertemuan ini menghasilkan foto bersama yang akhirnya banyak dikritik di Jerman. Politisi  kanan menuduhnya kurang loyal terhadap Jerman.

Jerman tersingkir di babak penyisihan grup Piala Dunia 2018 di Rusia. Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB), Reinhard Grindel, menyangkal kritik terhadap dirinya dengan menyalahkan pertemuan Özil dengan Erodgan untuk mengalihkan perhatian tim.

Reaksi Grindel sendiri menuai kritik keras dari politisi dan penggemar sepak bola Jerman. Özil mengatakan dirinya dianggap sebagai penyebab penampilan buruk timnas Jerman di Piala Dunia 2018 di Rusia.

Özil mengatakan dirinya menerima perlakukan buruk, terutama setelah laga melawan Swedia di Piala Dunia lalu.

Baca: Mesut Ozil Sumbangkan Bonus Piala Dunia 7 Milyar untuk Gaza


Padahal ia merasa sudah melakukan banyak hal bagi Jerman dan menerima sejumlah penghargaan baik atas kerja-kerjanya di bidang sepak bola maupun di luar sepak bola.

“Tapi sepertinya saya dinilai kurang Jerman … kawan saya Lukas Podolski dan Miroslav Klose tak perah disebut sebagai Polandia-Jerman, jadi mengapa saya disebut Turki-Jerman? Apakah karena ini (terkait dengan) Turki? Apakah karena saya Muslim?” kata Özil kepada BBC.

Ia menerima sebutan bintang dan menerima surat-surat kebencian dari para pendukung Jerman.

“Saya orang Jerman ketika kami menang, namun dikatakan imigran ketika kami kalah,” kata Özil.

Özil mengatakan dirinya menerima perlakukan buruk, terutama setelah laga melawan Swedia di Piala Dunia lalu.

Ia menerima sebutan bintang dan menerima surat-surat kebencian dari para pendukung Jerman.

Baca: Ozil Bantah Dukung Erdogan, Gundogan Bilang Jerman “Negaraku dan Timku”


Özil mengeluarkan unek-unek lewat Twittersambil menyatakan mengundurkan diri dari permainan internasional pada Juli 2018, saat ia masih berusia 29 tahun.

“Saya tidak mau lagi menjadi kambing hitam karena ketidakbecusannya,” kata Özil merujuk kepada Grindel. Ia menuduh presiden DFB itu rasis, tapi mengucapkan terima kasih kepada Löw dan rekan di tim Jerman atas dukungan mereka.

Terkait fotonya dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan, Mesut Özil menjelaskan bahwa jika ia menolak bertemu dengan Presiden Erdogan maka ia tidak menghormati para leluhurnya dari Turki.

“Saya mempunyai dua hati, satu Jerman dan satu lagi Turki,” cuitnya pada Ahad (22/07/2018).

“Tindakan itu menyangkut saya yang mewakili lembaga tertinggi dari negara keluarga saya.

“Di masa kanak-kanak, ibu saya mendidik saya untuk senantiasa hormat dan tidak pernah melupakan asal usul saya, dan nilai-nilai itu masih saya pegang sampai sekarang, ” tandas Özil yang merupakan pemain Arsenal tersebut.

Ditambahkannya ia akan menunjukkan penghormatan yang sama baik itu kepada presiden Turki maupun presiden Jerman.*

Sumber : Hidayatullah.com