OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 16 Juli 2018

Soal Ucapan Jokowi "Politikus Kompor", PAN: yang Berseberangan dengan Jangan Langsung Dianggap Kompor

Soal Ucapan Jokowi "Politikus Kompor", PAN: yang Berseberangan dengan Jangan Langsung Dianggap Kompor


10Berita, Pernyataan Jokowi yang menyebut adanya 'politikus kompor' yang memanas-manasi situasi politik jelang pemilu 2019 mendatang, banyak mendapat tanggapan secara luas.

Setelah Wakil DPR RI Fahri Hamzah mengomentari pernyataan Jokowi, kini giliran Partai Amanat Nasional (PAN) yang berkomentar.

Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengatakan, adanya perbedaan pendapaat dengan Jokowi adalah hal yang biasa. Jangan dianggap setiap komentar yang berseberangan malah ingin membuat situasi di tengah masyarakat menjadi panas.

"Kalau ada perbedaan pendapat, itu adalah sebuah kewajaran. Jadi kalau ada anak bangsa berkomentar lain, ya bukan berarti ngompor-ngompori, mungkin benar komentarnya itu tinggal direspons saja sama pemerintah," kata Yandri, Ahad, 15 Juli 2018.

"Jadi kalau ada komentar yang berseberangan jangan dianggap ngomporin," imbuhnya.

Yandri menilai, sebaiknya Jokowi menanggapi perbedaan pendapat yang ada sebagai sebuah masukan bagi pemerintah. Perbedaa pendapat adalah hal yang wajar di dalam sebuah negara demokrasi.

"Itu biasa dalam demokrasi, sebagai kontrol dalam hal yang pelru dikritisi atau dievaluasi. Tidak ada masalah kalau ada yang berbeda pendapat. Saya yakin rakyat sudah sangat cerdas dan dewasa dan tidak akan mudah terpancing dengan perbedaan pendapat," jelasnya.

Hal ini, kata Yandri, terbukti saat pelaksaan Pilkada Serentak 2018 yang digelar beberapa pekan lalu. Dia menilai, perbedaan pilihan sangat terasa di tengah masyarakat, namun tidak sampai terjadi kericuhan.

"Terbukti di pilkada kerasnya luar biasa di lapangan, tapi rakyat tidak sampai adu fisik, tidak sampai rusuh. Kalau pun ada yang berbeda dengan Pak Jokowi atau pemerintah jangan dianggap kompor, justru bagi republik ini hal itu dibutuhkan. Karena perbedaan pendapat itu adalah kekayaan demokrasi kita. Tinggal rakyat mau percaya yang mana," katanya.

Sumber :Portal Islam