OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 03 Juli 2018

Terulang, Masyarakat Aceh Siap Beli Pesawat Untuk Dukung Gerakan Da’wah

Terulang, Masyarakat Aceh Siap Beli Pesawat Untuk Dukung Gerakan Da’wah

BANDARpost – Warga Sibreh, Aceh besar dan Aceh kecewa karena pesawat yang ditumpangi Ustad Abdul Somad (UAS) memgalami delay dalam Safari Dakwah ke Aceh.

Dijadwalkan UAS akan berangkat dari Bandara di Pekan Baru, lalu transit di Kualanamu Medan baru kemudian menuju Bandara SIM Aceh, Senin (2/7) malam.

UAS yang dijadwalkan tiba pukul 22.00 WIB, harus bergeser karena delay pesawat. Informasinya UAS akan tiba ke Sibreh, Aceh Besar tempat ia akan menyampaikan ceramah sekitar pukul 00.00 WIB.

Akibat kejadian tersebut, ulama Aceh langsung mewacanakan pembelian pesawat sendiri untuk kebutuhan dakwah kedepan.
Tidak diragukan lagi sifat kedermawanan muslim Aceh ketika agama Allah membutuhkannya.

RI 001 Dakota RI-001 Seulawah atau Indonesian Airways 001 yang kini ada di Taman Mini Indonesia Indah dan replikanya di Blangpadang jadi bukti sejarah yang tak terbantahkan.

Abu Sibreh atau Lem Faisal, sapaan akrab Tgk H Faisal Ali selaku penanggungjawab Tabligh Akbar di Sibreh mengatakan, rencana besar itu bukan karena terjadi keterlambatan Ust Abdul Somad ke daerahnya.

Namun sudah jauh hari wacanakan oleh Abu Sibreh sepulang takziah salah seorang anggota KWPSI di warkong Wim 69, Samahani.

“Saya pikir ini momen yang paling tepat kembali kita bantu dakwah Islam agar tidak hambatan.
bayangkan ribuan warga larut dalam kekecewaan,” terang Lem Faisal.

Menurutnya, Pesawat pribadi untuk UAS maupun dai lainnya sudah menjadi tuntutan untuk mempermudah jalannya dakwah dari Sabang sampai Merauke.

“Saya pikir ini momen yang paling tepat kembali kita bantu dakwah Islam agar tidak hambatan. Bayangkan ribuan warga larut dalam kekecewaan,” terang Lem Faisal.

Menurutnya, pesawat pribadi untuk UAS maupun dai lainnya sudah menjadi tuntutan untuk mempermudah jalannya dakwah dari Sabang sampai Merauke.

“Mawardi Ali selaku Bupati Aceh Besar bersama panitia sudah bersedia membantu dan menggalang dana,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu saat akan dakwah di Blangpidie, UAS juga mengalami delay.

“Dan di Aceh, saya tidak meragukan sedikit pun rencana mulia itu. Pendahulu kita sudah berbuat, tentunya kita juga mesti berbuat untuk menolong dai illallah sesuai dengan direncanakan di seluruh Nusantara hingga Asia Tenggara, bahkan dunia,” ujar Ustad Fadhil Rahmi selaku tim Tafaqquh dan ketua IKAT Aceh.

Fadhil mengatakan, aat ini sudah ada sejumlah Ormas Islam yang bersedia jadi panitia penggalangan dana, antara lain, IKAT Aceh, ACT, TASTAFI ACEH, FPI Aceh, GSR Aceh dan sejumlah ormas lainnya.

Tgk Mustafa Husen Woyla, Jubir FPI Aceh menambahkan, Aceh terdiri dari 18 kabupaten, 5 kota, 289 kecamatan, dan 6.497 gampong.

Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 5.152.887 jiwa.

Ia menjabarkan, jika harga pesawat pribadi adalah Rp 4 miliar, maka per kecamatan hanya butuh menyumbang Rp 13.840.830.

“Sebuah nominal yang sangat kecil bagi muslim Aceh yang berdarah dermawan ini,” ujar Mustafa. (tn/ram)

Sumber :Eramuslim