Buntut Pidato Jokowi, Capres Dituntut Jeli Pilih Diksi
10Berita, PAN mengimbau kepada capres selaku tokoh yang memiliki massa pengikut untuk berhati-hati dalam memilih kata agar tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat.
Pidato Jokowi di hadapan para relawannya di Sentul, Bogor, akhir pekan lalu memicu kontroversi karena meminta relawan siap jika ada pihak yang mengajak berkelahi. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Wakil Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay turut berkomentar terkait imbauan Presiden Joko Widodo yang meminta relawannya siap melawan jika diajak berkelahi.
Meski tidak menyinggung Jokowi secara tersurat, dia meminta kepada calon kontestan Pilpres 2019 agar menjaga situasi kondusif dan hari-hati dalam memilih diksi.
Jokowi sebelumnya meminta relawan agar tidak sekadar menghindari permusuhan, tetapi juga siap untuk melawan balik ketika ada yang mengajak berkelahi.
"Setiap kandidat yang maju di dalam kontestasi politik sudah semestinya mengajak semua pihak untuk berkompetisi secara damai," kata Saleh saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (5/7).
Saleh mengatakan bahwa sudah sepatutnya calon kepala negara memperhatikan betul segala diksi yang ingin diucapkan. Calon pemimpin, lanjutnya, mesti memilih kata-kata yang baik.
Tidak ketinggalan, Saleh menilai calon pemimpin juga sebaiknya tidak mengucapkan hal yang berpotensi menimbulkan beragam persepsi.
"Sehingga tidak disalahtafsirkan oleh orang lain," ucap Saleh.
Apabila ada pemilihan kata yang keliru, lanjut Saleh, akan ada dampak buruk yang timbul akibat kesalahpahaman. Menurut dia calon pemimpin mesti memahami bahwa dirinya memiliki pengikut.
Jangan sampai calon pemimpin memotivasi pengikutnya untuk berperilaku yang tidak etis. Baik secara sengaja maupun tidak.
"Mereka tentu akan jadi panutan bagi para pendukungnya. Sedapat mungkin ungkapan-ungkapan yang disampaikan haruslah terjaga," ucap Saleh.
Saleh mengatakan bahwa kelebihan demokrasi Indonesia selama ini adalah dapat berjalan dengan tertib, aman, dan damai. Dia berujar banyak negara mengapresiasi hal tersebut mengingat masyarakat Indonesia begitu beragam dan terdiri dari berbagai suku, adat, etnis, dan agama.
Menurut Saleh demokrasi yang berjalan tertib dan aman ini harus dijaga khususnya oleh calon presiden yang akan memimpin masyarakat dari berbagai golongan. Dia berkata presiden terpilih nantinya tidak hanya memimpin masyarakat yang mendukungnya saat Pilpres berlangsung.
"Apa pun alasannya, dalam berpolitik tidak boleh melakukan tindak kekerasan. Tidak boleh ribut dan berkelahi. Politik haruslah berjalan secara aman dan damai," ucap Saleh.
Pidato Jokowi di hadapan relawannya di Sentul International Convention Center, Bogor, kemarin, memicu kontroversi.
Dalam pidatonya Jokowi mengimbau kepada para relawan untuk tidak mencari musuh saat masa kampanye Pilpres 2019 dimulai. Meski begitu, Jokowi juga ingin para relawan tidak gentar jika ada yang mengajak berkelahi.
"Jangan membangun permusuhan, jangan membangun ujaran-ujaran kebencian, jangan membangun finah-fitnah. Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi.
Relawan lantas menyambut riuh imbauan Jokowi tersebut. Gegap gempita Teriakan dan tepuk tangan relawan yang hadir menggema.
"Jangan ngajak. Kalau diajak?" Tanya Jokowi ke relawan.
"Berantem!" Pekik para relawan menjawab pertanyaan Jokowi.
Sumber :CNN Indonesia