Manuver Ampuh Jokowi, Usai Ketum PPP Urusan dengan KPK, Kini Giliran Idrus Marham?
Politikus senior Golkar Idrus Marham menjadi tersangka KPK (Foto: inikata.om)
Idrus Marham menyatakan mundur sebagai Menteri Sosial dan pengurus Partai Golkar. Hal itu dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban dirinya serta agar bisa berkonsentrasi menghadapi kasus hukumnya.
Sebagaimana dinukil dari cnnindonesia.com(24/8), Idrus Marham segera mengundurkan diri dari jabatannya karena terkait kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-1. Dia pun mengakui sudah mendapat pemberitahuan penyidikan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Idrus Marham saat diangkat jadi menteri sosial (Foto: pojoksatu.id)
Dengan status tersangka, ia telah menyampaikan pengunduran dirinya kepada Presiden Jokowi. Uniknya penetapan tersangka Idrus Marham ini hanya sesaat setelah tersiar kabar, DPP Golkar mengalami perpecahan. Kubu pertama bulat mendukung Jokowi, sementara kubu kedua kecewa Jokowi tak memilih Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai cawapres.
Penetapan Idrus Marham sebagai tersangka oleh KPK itu menjadi sinyal, kepada lawan-lawan politik Jokowi, bahwa manuver mereka sedang diawasi. Selain itu, Jokowi memberi pula sinyal yang kuat kepada kawan maupun lawan, mendukung oposisi bisa berurusan dengan hukum, bila mereka memiliki catatan kriminal di masa lampau yang tak terendus publik.
Idru Marham merupakan politikus senior Golkar. Ia menjadi sekjen untuk dua ketua umum Golkar. Ia diduga kuat merupakan “orangnya” Abirizal Bakrie, Ketua Umum Golkar yang sangat dekat dengan Prabowo Subianto. Ia menjadi sekjen pula saat Airlangga Hartarto naik menggantikan Aburizal Bakrie. Namun, Presiden Jokowi mengangkatnya menjadi menteri sosial, dan posisinya sebagai sekjen digantikan Letjen (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus.
Idrus Marham dicecar wartawan usai diperiksa KPK (Foto: kumparan.com)
Jelang Pilpres akankah kubu Jokowi terus menerus melakukan tekanan? Setelah Tuan Guru Bajang Zainul Majdi dipanggil KPK terkait divestasi saham Freeport, lalu Romahurmuziy Ketua Umum PPP, dan yang terakhir Idrus Marham.(Ludhy Cahyana)
Sumber : UC News