OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 19 Agustus 2018

Megawati Efek Sudah Tak Ada Lagi, Hampir Dipastikan Jokowi Tinggalkan PDIP

Megawati Efek Sudah Tak Ada Lagi, Hampir Dipastikan Jokowi Tinggalkan PDIP

 

Referensi pihak ketiga

10Berita, Calon presiden petahana, Joko Widodo (Jokowi) sangat mungkin meninggalkan partai pengusung utamanya, PDI Perjuangan.

Direktur Eksekutif Voxpol Center, Sarwi Pangi Chaniago mengatakan, Jokowi bisa saja meninggalkan PDIP karena koalisi partai pendukungnya, dalam hal ini kuota Partai Golkar, NasDem, Hanura, dan PPP sudah lebih dari cukup untuk memenuhi persyaratan presidential threshold yang hanya 20 persen.

"(Golkar, Hanura, NasDem, dan PPP) sudah cukup. Apalagi kalau PT 0 persen, maka dipastikan Jokowi bakal meninggalkan PDIP," tegasnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (5/7).

Menurut dia, ada beberapa faktor yang bisa membuat Jokowi menjauhi PDIP. 

Pertama karena ketokohan Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri yang kini sudah tidak kuat lagi menjadi magnet elektoral. Buktinya, PDIP gagal mendulang banyak kemenangan di 17 daerah yang menghelat Pemilihan Kepala Daerah pada Rabu (27/6) pekan lalu. Padahal, Megawati juga ikut berkampanye demi kemenangan kadernya. Misalkan di Pilgub Jawa Barat dan Jawa Timur.

"Megawati effect sudah nggak ada lagi. Megawati nggak efektif sebagai pendongkrak ekor jas suara Jokowi (cotail effect)," jelasnya.

Yang kedua, lanjut Pangi, berkaitan kabar PDIP memaksa sosok cawapres dari kalangan mereka sendiri. 

"Kecuali PDIP nggak memaksakan kehendak soal cawapres lainnya. Kali ini Jokowi juga ingin merdeka, tak mau tersandera secara politik. Dengan adanya partai Golkar, Hanura, NasDem dan PPP secara bergaining position sudah cukup kuat," pungkas pria yang akrab disapa Ipang ini. [wid] 

Sumber: rmol.co