Di Depan Jokowi, Ketum KOWANI Tolak Sebutan "Emak-Emak", Warganet MELEDAK: Emak Itu Panggilan TERHORMAT!
10Berita, Penolakan istilah "emak-emak" oleh Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo, menuai kecaman luas warganet.
Warganet menilai Giwo itu terlalu lebay dalam menyikapi sebutan "emak-emak".
"Gw manggil nyokap Mami, kadang manggil pake nama doang," tulis netizen @Enggalpm.
"Apa pula itu ketua umum Kowani pake ngomong: nggak suka istilah emak & the power of emak-emak? Beklaah, ibu bangsa, apa yang sudah ibu lakukan untuk bangsa?" tulis netizen @sintingbuku.
"Saya panggil Ibu saya di kampung Emak, omak. Itu cermin kekayaan khazanah budaya negeri. Lantas panggilan itu merendahkan? Karena watak feodalisme kalian lah kemudian menempatkan kata emak-emak rendah. Ngomong Pancasila dan keberagaman tp justru menistakan keberagaman itu sendiri," cuit Ketua Umum PP Pemuda Muhammdiyah @Dahnilanzar.
"siapa sik ibu ini?? g ush trllu lebaylah menyikapi fenomena emak² skrg, smpe acara resmi begini (diliat dr busana) membahas. daerah jateng yg kampung² dgn bangga manggil ibunya dgn emak. termasuk gue. g ush sok modern deh," tulis @peni_me.
"Di Medan, hampir semua anak memanggil "omak" ke ibu mereka. Emak itu bukan sebutan berkonotasi negatif. Sebaliknya, pada kata emak tergambar adanya militansi mengatasi kerasnya hidup..sesuatu yang Giwo tak pernah rasakan," tulis akun @wartapolitik.
"Ibu ini sepertinya kurang budaya. Bahasa adalah bagian dari budaya. Emak2 sepertinya bahasanya orang2 betawi. Klo saya di Jawa malah 'the power of mbok e' yang bagus," tulis @DoelHady10.
"Yg ini ga dianggap nih? Emak militan jkw? Cian yah," tulis @zarazettirazr seraya mengunggah foto "Emak Militan Jokowi"
Seperti diketahui, dalam pidato yang disampaikan Giwo di hadapan Jokowi dan Sidang Umum ke-35 International Council of Women (ICW) dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia yang dihelat di Yogyakarta, Jumat, 14 September 2018, Giwo menyatakan tak setuju jika kaum perempuan Indonesia disebut dengan panggilan emak-emak.
"Perempuan Indonesia sudah memiliki konsep tentang ibu bangsa sejak tahun 1953. Kami tak setuju istilah emak-emak untuk perempuan Indonesia, yang ada hanya ibu bangsa," ujarnya.
Menurut perempuan bernama asli Sri Woerjaningsih ini, Ibu bangsa, memiliki makna perempuan sebagai kaum yang memiliki tugas kehormatan untuk mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berwawasan kebangsaan yang militan.
"Jadi tak ada istilah power of emak-emak. Sorry,ya," tutup menantu mantan Gubernur DKI Wijogo Atmodarminto.
Bu Ketum Kowani: saya Jansen Sitindaon sampai skrg walau sudah jadi lawyer di Ibukota (walau belum top sih) tetap memanggil "mamak", "mak" atau "omak", ke Ibu saya".😊
Ya sudah: yg merasa IBU BANGSA silahkan dukung @jokowi. Yg EMAK EMAK dukung @prabowo! Gitu aja direpotin bu.. pic.twitter.com/BOOoaHgEJX
— JANSEN SITINDAON (@jansen_jsp) September 16, 2018
Sumber: PORTAL ISLAM