Sulitnya Akui Kelemahan Ekonomi dan Enggan Terima Kritik
10Berita, JAKARTA - Perekonomian kita sedang sakit tapi kenapa yang serasa disalahkam adalah negera tertentu. Disebutnya karena ada pengaruh ekstrim sehingga ekonomi Indonesia kian hari nampak lesu. Ditambah lagi Rupiah yang semakin tidak stabil.
Karena fundamental ekonomi kita yang lemahlah maka ekonomi dalam negeri kita mudah ‘sakit’ karena gejolak di luar negeri (eksternal). Jadi, bohong bila sebut fundamental ekonomi kita kuat, tapi ketika ngomongin pelemahan ekonomi yang terjadi selalu melempar penyebabnya karea eksternal,” demikian cuitan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Bila ingin membenahi diri (ekonomi), selayaknya pemerintah kembali memperhatikan janji-janji kampanye yang pernah diucapkan. “Memperkuat fundamental ekonomi domestik yang kuat bukan pekerjaan 1-2 tahun, simsalabim abradabra....butuh komitmen terhadap janji kampanye.
Misalnya, mau setop impor, maka kerjakan sejak awal pemerintah dengan mendorong substitusi impor dan daya saing domestik, tidak tunduk dengan rente impor.”
Kritik yang datang menurut Dahnil juga harusnya dianggap hal biasa, persis seperti rezim-rezim sebelumnya.
“Dulu ketika kampanye Pak Jokowi kritik keras pemerintahan SBY yang masih mempertahankan rezim impor, namun setelah berkuasa tidak jauh berbeda, rezim impor masih menjadi wajah ekonomi kr, semua karna berburu rente impor, lupa janji ,nah, capres Prabowo-Sandi gunakan kritik yang sama dengan Jokowi dulu.” (Robi/)
Sumber :voa-islam.com