Kabar Penyobekan Buku Bukti Suap Makin Panas
Bambang Widjojanto. Foto: Dok. JPNN.com
10Berita , JAKARTA - Kabar seputar dugaan penyobekan buku catatan keuangan perusahaan milik Basuki Hariman yang diungkap Indoleaks semakin panas. Setelah muncul isu ada pejabat Polri yang mendapat suap pada 2017 lalu.
Kini nama yang muncul lebih spesifik nama Kapolri Jenderal Tito Karnavian disebut-sebut tercatat dalam buku keuangan tersebut sebagai salah satu penerima uang.
Dalam investigasi Indoleaks diketahui bahwa ada sejumlah catatan pengeluaran uang yang disebut untuk Tito atau kapolda.
Namun, kemudian ada tiga penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat itu yang menyobek halaman dalam buku catatan tersebut. Ketiganya diduga adalah Harun, Roland Ronaldy dan Ardian Rahayudi.
Mantan Pimpinan KPK Bambang Widjojanto menuturkan, penyobekan itu salah satu motifnya diduga untuk menghapuskan nama salah satu petinggi penegak hukum yang mendapatkan transaksi ilegal dari PT Impexindo Pratama milik Basuki Hariman.
”Tertulis dalam Indoleaks Tito Karnavian paling banyak menerima uang dari Basuki Hariman saat menjabat kapolda metro atau kepala BNPT,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, seperti diberitakan Jawa Pos.
Namun, yang paling dipersoalkan seharusnya, dimana posisi pimpinan KPK. Sebab, kejahatan luar biasa terjadi di depan mata. ”Tidak ada pilihan lain, pimpinan KPK harus bangkit bertindak waras dan menegakkan keberaniannya,” terangnya.
Perlu dipastikan, apakah juga sudah ada pemeriksaan yang dilakukan Pengawas Internal KPK. Lalu, benarkah hasil pemeriksaan itu telah disampaikan pimpinan KPK ke Dewan Pertimbangan Pegawai. ”Bila itu tidak benar, maka pimpinan KPK telah sengaja menyembunyikan tindakn kejahatan,” ungkapnya.
Sementara Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan, berita penyebutan nama itu pernah muncul pada 2017 lalu. Artinya, berita ini dimunculkan kembali saat ini. ”Saat itu sudah diklarifikasi oleh Polri,” ujarnya.
Bahkan, Basuki Hariman juga telah diperiksa Polda Metro Jaya untuk memastikan kebenarannya. Dia mengatakan, saat itu Basuki tidak mengakui apa yang tertulis.
”Dia menulis si A, si B atau si C untuk mengeluarkan uangnya. Karena dia takut, istrinya juga ikut mengkontrol keuangan perusahaan,” paparnya.
Yang pasti, Polri akan mempelajari isu tersebut. Kalau nantinya ditemukan bahwa itu hoaks tentu akan dibuang. ”Kami tidak ingin membuang-buang waktu. Kita fokus untuk kasus Ratna Sarumpaet,” ujarnya.
Apakah Polri curiga kalau ada yang sengaja memunculkan isu ini jelang Pilpres? Setyo langsung berceletuk. ”Bukan karena pilpres, tapi karena sedang tangani kasus Ratna,” ujar mantan Wakabaintelkam tersebut,
Sementara itu, Kapolri Tito Karnavian terpantau menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (9/10). Sekitar pukul 11.00 WIB, dia terlihat masuk ke gedung istana menggunakan mobil Buggy bersama dua orang yang mendampinginya.
Saat Tito masuk, Presiden baru saja menuntaskan pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia Wan Azizah Wan Ismail yang digelar pukul 10.00 WIB. Sayangnya, Tito meninggalkan Istana tanpa terlihat pantauan media.
Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi Sapto Prabowo mengaku tidak tahu terkait kedatangan orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu ke Istana. Saat ditanya apakah terkait dengan namanya yang disebut-sebut dalam kasus impor daging sapi, mantan Juru Bicara KPK itu kembali menolak berkomentar. “Aku ga ngerti,” tuturnya. (idr/tyo/far)
Sumber :jpnn.com