https://www.gomuslim.co.id/images/post/32drmi.jpg
10Berita, Sepertinya memang tidak mudah menciptakan persaingan politik yang damai dan teduh. Karena kedua pihak harusnya sama-sama komitmen melakukan itu. Bukan hanya salah satu pihak saja.
Seperti beberapa hari lalu. Saat ada diskusi yang lebih terlihat sebagai debat, antara jubir Prabowo dan jubir Jokowi.
Antara Dokter Gamal Albinsaid dengan Adian Napitupulu. Dalam acara Rosi, Kompas TV pada Kamis (18/10/2018) lalu, Gamal dan Adian terlibat perbincangan.
Awalnya Rosi melempar bahasan soal pidato Prabowo tentang Indonesia First dan Make Indonesia Great Again. Gamal memaparkan di sana banyak yang dibahas soal pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan dan juga isu stunting.

http://www.tribunnews.com
Paparkan data kemiskinan, Gamal ditanggapi kubu Jokowi.
"Itu data yang tidak betul. You pilih dari mana datanya," kata Johnny G Plate.
Adian ikut bicara dan bilang data Gamal salah. Gamal menerangkan data itu dari BPS. Gamal juga minta diberi izin bicara.
"Beri kesempatan anak muda bicara," ucapnya.
Adian Napitupulu tidak terima, "Jangan buat diskriminasi, jangan biacara usia. Kita bicara validitas data bukan usia. Jangan itu Anda diskriminatif, dia bicara validitas data bukan hak atas usia. Kalau begitu potong," kata Adian menunjuk Gamal Albinsaid.
Selain itu, Adian juga mengatakan kalau Prabowo dan Sandi adalah kaum feodal, "Latar belakang Prabowo dan Sandi itu kan memang orang yang sangat kaya, Prabowo itu menantunya Soeharto," ucap Adian, "Kita (Kubu Jokowi-Ma'ruf re) demokrasi, mereka (Kubu Prabowo-Sandi) feodalisme," tambahnya. Tribunnews.com.
"Yang satunya anak kandung rakyat, yang satunya anak kandung feodalisme," tutup Adian.

http://solo.tribunnews.com/2
Atas pernyataan Adian yang panjang lebar itu, Gamal santai menanggapi dengan kalem, "Saya harap kita semua bisa mengeluarkan penyataan-pernyataan yang menyatukan dan menyejukkan perpolitikan kita," jelas Gamal saat dihubungi TribunJakarta.com.
"Jangan terlalu mudah mengeluarkan pernyataan yang memecah belah dan merendahkan kandidat Capres satu sama lain. Kita harus belajar saling menghormati," jelasnya, "Setiap capres memiliki kelebihan dan kekurangan," tambahnya.
Di akhir, Gamal menerangkan, bahwa tim pemenangan yang selalu mengatakan capresnya baik, dan capres lawan tak baik, kredibiltas, reputasi dan objektivitasnya pantas dipertanyakan.
Memang menyedihkan, pembicaraan yang jauh dari kata menyatukan dan santun. Saat yang lain mencoba bicara baik-baik, tapi ditanggapi dengan berlebihan.
Seharusnya tidak perlu seheboh itu dalam membela capres yang diusung. Bicaralah baik-baik, selain mengedukasi masyarakat itu juga bisa jadi daya pikat santunnya kubu capres tertentu.
Sumber: UC News