OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 05 Oktober 2018

Menteri PUPR: Petobo dan Balaroa Tak Bisa Dipakai Lagi, Harus Relokasi


Menteri PUPR: Petobo dan Balaroa Tak Bisa Dipakai Lagi, Harus Relokasi 

Belum ditentukan wilayah relokasi untuk Petobo dan Balaroa.


Perumnas Balaroa, Gempa, Tsunami, Palu, Sulawesi

Perumahan Petobo dan Balaroa merupakan daerah yang rusak parah akibat bencana gempa 7,4 magnitudo yang melanda Kota Palu. Balaroa lenyap karena kondisi tanah di kawasan tersebut fluktuatif dan terletak di atas jalur sesar Palu Koro. Sedangkan Petobo merupakan kawasan yang mengalami likuifaksi atau lenyap karena lumpur.
Menteri Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rumah (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan parahnya kondisi di kedua lokasi tersebut membuat daerah Petobo dan Balaroa tidak bisa direhabilitasi sehingga harus direlokasi.
“Di sini kan gempa, tsunami, kayak yang di Balaroa kemudian Petobo itu enggak bisa dipakai lagi, harus relokasi. Geologinya sudah tidak bisa dipakai lagi,” kata Basuki di RS Wirabuana, Palu, Jumat, (5/10).


Kondisi di Petobo, Palu, yang hancur akibat gempa bumi

Basuki mengibaratkan kerusakan di Petobo dan Balaroa seperti pasir yang diayak. Apabila daerah Petobo dan Balaroa dibangun lagi di tempat yang sama, kata Basuki, maka kemungkinan daerah tersebut akan kembali hancur ketika Palu terkena dampak gempa bumi di kemudian hari.
“Kalau kita bangun lagi kita enggak tahu kan kapan lagi ada gempa bumi, karena sejarahnya di sini sejak tahun berapa 1827 itu gempa terus. Jadi kalau kita bangun lagi di situ itu pasti akan terjadi lagi. Ini sudah dapat tanah,” kata Basuki.


Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono

Namun Basuki belum bisa mengungkapkan wilayah mana yang akan digunakan untuk relokasi Petobo dan Balaroa. Basuki mengatakan pemerintah saat ini juga sedang merancang tata kota Palu setelah terdampak bencana.
"(Selanjutnya) rekonstruksi, makanya karena harus akan direncanakan kota lagi kita mungkin ini kan berubah karena ini daerah patahan Palu Koro itu yang paling harus ditaati betul,” terang Basuki.
“Jadi nanti makanya itu kan butuh perencanaan. Bappenas akan merencanakan lagi tata ulangnya sambil menunggu itu kita bikinkan barak-barak depan tenda,” tambahnya.


Selain itu dalam proses rehabilitasi nantinya, pemerintah fokus kepada fasilitas umum yang rusak karena gempa. “Kalau kami fasilitas umumnya semisal rumah sakit, sekolah, masjid, kantor-kantor lagi diperbaiki, kita lagi audit sekarang,” pungkas Basuki.

Sumber: Kumparan