Referensi pihak ketiga
10Berita, Pada Pilpres 2014 yang lalu, Cawapres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PID-P) Joko Widodo menjadi idola pelaku pasar pada saat itu sebab jika terpilih menjadi presiden. Maka nilai tukar rupiah diprediksi akan menguat terhadap dollar.
Dari Kepala Riset Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih memprediksi menguatnya rupiah itu akan menekan dollar AS hingga ke kisaran Rp 10.500-10.800 dalam jangka pendek. Bahkan, tambahnya, dalam jangka panjang dollar bisa balik ke kisaran Rp 9.000-an jika Jokowi terpilih jadi Presiden pada Pilpres 2014 itu.
“Bisa saja lah. Kalau ditanya bisa, selalu bisa, tapi itu kan jangka panjang. Butuh proses. Kalau jangka pendeknya paling baik mungkin bisa menguat ke 10.800-10.500 itu sudah paling kuat,” katanya, Jumat, (16/5/2014), waktu itu seperti dikutip dari laman namalonews.com.
Numun sebuah prediksi tidaklah sesuai dengan fakta setelah menjabat 4 tahun sampai sekarang diketahui harga dollar semakin naik. Seperti pada pantauan laman BCA pada (4/9/2018) pukul 15.13 WIB tadi. Nilai tukar dolar sudah telihat menyentuh angka Rp 15.100 rupiah.
Bagaimana menurut kalian, munkin perkataan tidak sesuai dengan rencana. Kini dollar semakin naik dan hargapun juga semakin naik jadi yang terkena imbasnya adalah masyarakat yang pas-pasan menjadi susah, masyarakat yang susah menjadi susah lagi. Kita doakan saja pemerintaha dapat myetabilkan kenaikan dari dollar ini.
Jangan lupa klik Ikuti dibawah ini ya untuk membaca berita terupdate lainnya dari MiminCantik.
Sumber: namalonews.com