OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 03 November 2018

Alasan Cucu Pendiri NU Bergabung dengan Prabowo - Sandiaga

Alasan Cucu Pendiri NU Bergabung dengan Prabowo - Sandiaga

Cucu pendiri Nahdlatul Ulama Hasyim Asyari, Irfan Yusuf, menjadi juru bicara atau Jubir Prabowo - Sandiaga dalam Pilpres 2019.
Alasan Cucu Pendiri NU Bergabung dengan Prabowo - Sandiaga
10Berita Jakarta - Cucu pendiri Nahdlatul Ulama Hasyim Asyari, Irfan Yusuf, membeberkan alasannya bergabung menjadi juru bicara Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno (Prabowo - Sandiaga). Salah satu pengasuh Pondok Pesantren Al-Farros ini mengatakan, dia sebenarnya lebih nyaman berkecimpung mengurus pesantrennya.
"Namun situasi empat tahun terakhir mencemaskan, masa saya egois mengutamakan kenikmatan saya di sana. Akhirnya saya membantu di sini," kata Irfan di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 1 November 2018.
Irfan menuturkan selama empat tahun ini banyak orang saling memaki, mengejek, dan bertentangan secara terbuka di muka umum. "Seperti tidak di Indonesia lagi. Saya khawatir ini pemimpin kita tahu atau tidak sih seperti ini? Kalau dibiarkan, saya khawatir jangan-jangan mereka enggak tahu," kata sepupu dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini.
Irfan mengatakan, dia tergerak bergabung di Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga lantaran menyaksikan kondisi di akar rumput menjelang pemilihan presiden atau Pilpres 2019. Menurut dia, Pilpres 2019 antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto ditarik ke kontestasi antara NU dan non-NU. Menurut dia, NU diidentifikasi dengan Jokowi sedangkan Prabowo non-NU.
Irfan merupakan anak dari almarhum KH Muhammad Yusuf Hasyim, yang semasa hidupnya kerap dipanggul Pak Ud. Ia mengatakan, kehadirannya di tim pemenangan Prabowo - Sandiaga bertujuan menjawab bahwa anggapan ini tidaklah benar.  Orang-orang NU, kata Irfan, tidak hanya ada di koalisi Jokowi tapi juga di kubu Prabowo.
Irfan mengaku mendengar desas-desus di akar rumput yang menyebutkan bahwa NU akan dibubarkan seumpama Prabowo menang Pilpres 2019. Isu adanya pembubaran Barisan Ansor Serbaguna alias Banser disebut-sebut menjadi awal dari pembubaran NU. "Ini dari mana? Saya terpanggil untuk membantu sekaligus menjelaskan kepada umat bahwa tidak seperti itu," kata Irfan.
Irfan menegaskan bahwa NU sebagai organisasi tidaklah berpolitik praktis. Jika ada orang NU yang terlibat di pilpres, kata Irfan, itu merupakan sikap pribadi yang tak ada kaitannya dengan organisasi.
Alasan berikutnya, Irfan menambahkan, karena tertarik dengan agenda Sandiaga. Menurutnya, Sandiaga fokus terhadap ekonomi keumatan. Ini cocok dengan kondisi masyarakat NU yang banyak tertinggal di bidang ekonomi. "Saya kira dengan banyaknya ide dari Bang Sandi bisa kami sinergikan supaya bisa bermanfaat kepada umat," kata Wakil Ketua Lembaga Perekonomian NU ini.
Masih menyangkut ekonomi, Irfan menceritakan pengalamannya sebagai petani tebu di Jawa Timur. Kata dia, para petani pedesaan mengeluhkan rendahnya harga gula tebu di pasaran. "Saya ketemu orang-orang kecil di sana, jadi saya tahu semua. Itulah mengapa saya harus ikut membantu di tim Prabowo - Sandiaga," kata Irfan.
Sumber : Tempo.co