Poster Jokowi raja sempat beredar di Jateng dan Jabar (Foto: detik.com)
10Berita ,Inilah tragedi Pilpres 2019, saling hujat dan saling kritik. Bahkan meminta maaf pun dianggap sebagai kekonyolan. Persoalannya, bagaimana bila kubu petahana, semisal PDIP, melalukan kesalahan. Maukah mereka meminta maaf? Ternyata tidak.
Sebagaimana dikabarkan tirto.id (21/11) di Jawa Tengah dan Jawa Barat beredar poster Jokowi lengkap dengan mahkota raja. Menanggapi maraknya poster tersebut, PDIP berang lantaran dianggap kampanye hitam. Bahkan Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Pereira menganggap poster itu sebagai produk musuh. Alat peraga kampanye (APK) itu diklaim Andreas, bukan produk PDIP untuk kampanye. Menurutnya itulah APK siluman, yang jauh dari fakta mengenai diri Jokowi.
Kemudian setelah jadi bahan tuduhan kepada kubu Prabowo selama berhari-hari, relawan pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang mengatasnamakan dirinya Kaukus Anak Muda Indonesia (KAMI) mengaku bertanggung jawab atas pemasangan poster itu. Pengakuan itu disampaikan Koordinator KAMI, Ade Irmanus Sholeh. Ia mengaku KAMI sudah mendeklarasikan dukungan terhadap Jokowi dua periode, awal November 2018. Menurut Ade, tak ada arahan poster harus seperti apa sehingga KAMI kemudian mendistribusikan poster itu.
KAMI relawan pendukung Jokowi-Maruf Amin bertanggung jawab memasang poster tersebut tapi dibantah PDIP (Foto: tirto.id)
Keterangan Ade yang menyebut KAMI sebagai relawan Jokowi disangsikan Andreas. Alasannya, poster dari relawan tak memuat logo partai, yang dalam poster itu memuat logo PDIP. Sama seperti Andreas, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto juga sempat meragukan keterangan Ade. Hasto memandang ada upaya untuk mendiskreditkan PDIP lewat kampanye hitam. Namun setelah KAMI terkonfirmasi sebagai relawan Jokowi, Hasto tak berani berkomentar macam-macam. Ia hanya menegaskan TKN Jokowi-Ma’ruf akan menggantinya dengan poster lain.
Lalu apakah PDIP minta maaf? Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf dari Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago tak merasa PDIP perlu meminta maaf atas kegaduhan yang mereka buat. Menurutnya, seharusnya masyarakat memaklumi ulah relawan yang tidak bisa dipantau TKN dan partai.
Irma justru balik bertanya, apakah hal itu merugikan orang lain? Komentar Irma itu ditanggapi Andre Rosiade, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Menurut Andre, PDIP dan kubu Jokowi seakan tak mau disalahkan, padahal mereka seharusnya minta maaf atas kegaduhan yang mereka buat. Pasalnya, kubu PDIP menuduh orang dengan berapi-api.
Andre mengibaratkan sikap PDIP seperti “maling teriak maling.” Ia pun menyebut kubu Jokowi-Ma’ruf berbeda karakter dengan kubu Prabowo-Sandi. Andre menyebut, kubu Prabowo-Sandi dua kali meminta maaf atas kesalahan yang mereka lakukan. Pertama soal hoaks Ratna Sarumpaet, kedua soal Sandiaga melangkahi makam.
Lalu apa susahnya minta maaf? Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, PDIP sulit minta maaf dilatari masalah gengsi. Pasalnya, persoalan ini terjadi di internal mereka, lalu menuduh orang lain.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menolak meminta maaf setelah PDIP menuduh kubu Prabowo memasang poster Jokowi raja (Foto: tribunnews.com)

Sumber : UC News