Ilustrasi (kompas.com)

10Berita, Kabar akan bergabungnya mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke PDIP mendadak ramai diperbincangkan. Hal ini setelah salah satu parpol koalisi pengusung Jokowi-Ma’ruf yakni PKB justru mempertanyakan kebenaran niat Ahok tersebut.

Apalagi, tak hanya ingin bergabung dengan PDIP, seperti ditirukan politisi PDIP Djarot Syaiful Hidayat, Ahok juga mengajak seluruh pecintanya untuk memilih capres Jokowi-Ma'ruf. Ajakan Ahok tersebut sangat bisa dimaklumi mengingat hubungannya yang dekat dengan Jokowi. Apalagi, saat kasus penistaan agama menimpa Ahok, PDIP merupakan parpol yang membelanya habis-habisan.

Bila PDIP menyambut baik rencana kedatangan Ahok, elit PKB justru mengungkit janji Ahok di masa lalu. Wasekjen PKB Daniel Johan, seperti dilansir detikcom, Selasa (27/11/2018) justru mempertanyakan niat Ahok, yang sebelumnya mengaku ingin berhenti dulu dari panggung politik setelah tidak lagi menjadi Gubernur DKI.

Daniel lantas mempertanyakan informasi yang disampaikan Djarot tersebut. Sebab, Ahok pernah mengaku tak ingin lagi masuk dunia politik setelah lengser dari kursi DKI-1. Diketahui, Ahok memang pernah berbicara tidak akan masuk partai politik mana pun atau menjadi menteri bila masa baktinya di DKI usai. Dia mengaku memilih menjadi pembicara.

Bila tidak segera dikelola dengan baik, isu ini bukan tidak mungkin berubah menjadi ‘bola panas’ yang malah merugikan Jokowi pada Pilpres 2019 nanti. Kubu lawan akan memanfaatkan masuknya Ahok ke kubu PDIP dan berpotensi mengungkit ‘dosa’ masa lalu Ahok.

Sehingga kalaupun Ahok akan bergabung ke PDIP, tampaknya langkah itu akan dilakukan setelah Pilpres 2019 usai digelar. Hal ini sangat penting guna menghindari adanya kegaduhan baru yang berpotensi merugikan perolehan suara Jokowi-Ma’ruf.(pardosi) 

Sumber :UC News