Referensi pihak ketiga
Untuk menghadapi pernyataan-pernyataan bahwa kita gagal, pemerintahnya gagal, ekonominya gagal, iklim usaha semakin sulit, tidak usah terlalu menggebu untuk segera membalas pernyataan-pernyataan yang demikian. Rakyat bisa mengerti dan lebih tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Apalagi jelas tampak narasi ekonomi emak-emak yang dinyatakan semakin sulit hidupnya, karena harga yang semakin tinggi di pasaran. Kemudian berdasarkan pengamatan sang cawapres, Sandiaga, menyatakan tempe sekarang ukurannya semakin setipis atm dan dalam bentuk sasetan lagi. Sampai disitu kita sudah mengerti arah mana yang mereka coba mainkan.
Drajad Wibowo, Referensi pihak ketiga
Kemudian datang lagi serangan dari Ekonom senior Dradjad Wibowo, yang juga merupakan anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno seperti yang dilansir finance.detik.news.com (19/11/2018) kembali mengatakan ada tiga kegagalan ekonomi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menyebut tiga kegagalan itu terjadi di pertumbuhan ekonomi, stabilitas, dan iklim bisnis.
Referensi pihak ketiga
Beliau menguraikan lagi bahwa pertumbuhan ekonomi yang dipatok oleh Jokowi di awal masa pemerintahannya bisa mencapai 7 %, tapi sudah sampai 4 tahun beliau memimpin, pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 %. Lanjut lagi dengan stabilitas harga dolar yang sempat melonjak tinggi serta gagal membuat iklim suasana bisnis kondusif, dan daya beli masyarakat yang stagnan.
Referensi pihak ketiga
Tapi beliau kurang melihat apa yang sedang dirasakan oleh masyarakat sekarang. Meskipun tidak mengerti dengan angka-angka yang disampaikan oleh ekonom tersebut, tapi faktanya masyarakat khususnya petani yang berada di luar Jawa berhasil mengembangkan produktivitas pertaniannya. Khususnya bagi petani yang ada di NTT.
Juga buat Pak Luhut, terima kasih buat pembelaan yang diberikan. Meskipun kurang efektif ketika Bapak yang memang masih berada dalam satu barisan dengan pemerintah, bisa dipastikan dalam alam pemikiran lawan Bapak Jokowi, itu adalah suatu tindakan kewajaran.
Petani NTT Mengekspor Bawang ke TImor Leste (Jawapos.com,9/9/2017)
Sedetil apapun yang akan Bapak sampaikan ke mereka, sulit bagi mereka untuk melihat realitas dan kenyataannya. Karena memang dalam pandangannya mereka, Jokowi itu selalu salah. Oleh karena itu, biarkan rakyat yang bersuara dan menyatakan, ini loh keberhasilan kami. Ini loh yang kalian anggap selama ini ekonomi itu sulit, ternyata kami masih bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Referensi pihak ketiga
Sebab seandainya jika Jokowi tidak mampu mengembang amanat rakyat, tidak akan mungkin ada seorang nenek, yang rela menembus barisan paspamres hanya untuk bisa mengucapkan terima kasih dan permohonannya kepada Jokowi. Tiap ke daerah akan selalu dikerumuni dan tidak akan pernah sepi hanya untuk bisa berswafoto bersama. Kemanapun Bapak pergi selalu ditunggu dan dinantikan.
Itu contoh bahasa masyarakat yang sederhana, sebagai wujud kebanggaannya atas seorang pemimpin yang sudah berbuat bagi Indonesia ini. Tanpa mencoba harus mengerti bahasa-bahasa rumit dari yang katanya ahli ekonomi, tapi tidak mengerti hati dan perasaan masyarakat sekarang ada dimana?
Sumber : UC News