Ustadz Tengku Zulkarnain Sebut Ada kader PDIP Dibalik Isu 41 Masjid Radikal
Ustadz Tengku Zulkarnain dalam Indonesia Lawyers Club (ILC) bertema
10Berita KABAR terkait sebanyak 41 masjid terpapar paham radikal diungkapkan Ustadz Tengku Zulkarnain terjawab dalam program diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC).
Isu 41 masjid radikal diketahui berasal seorang kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Hal tersebut terekam dalam tayangan video kompilasi yang diunggah Ustadz tengku Zulkarnain lewat akun intagramnya @tengkuzulkarnain.id; pada Kamis (29/11/2018).
Video tersebut merangkum pemberitaan TV One tentang 41 masjid radikal hingga percakapan antara dirinya, ustadz haikal hassan Barras serta Ketua Dewan Pimpinan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Agus Muhammad dalam ILC bertema 'Benarkah 41 masjid Terpapar Radikal?' pada Selasa (27/11/2018).
•
Dalam Kabar petang TV One, dikabarkan jika penelitian dari lembaga P3M menyebutkan ada puluhan masjid yang terindikasi menyebarkan paham radikalisme.
Dalam video tersebu, Presiden ILC Karni Ilyasmempertanyakan asal muasal isu radikalisme tersebut kepada Agus Muhammad.
"Pertama tentu bagaimana sejarahnya lahirnya hasil survei yang kemudian jadi heboh ini," tanya Karni Ilyas.
•
Agus menjawab jika hasil survei tersebut berasal dari penelitian antara P3M dengan Rumah kebangsaan.
"P3M itu lembaga kecil, kami bekerja sama dengan Rumah kebangsaan, mencoba mencari cara bagaimana memotret indikasi radikalisme ini," ungkap Agus.
Namun, ketika ditanyakan lebih lanjut tentang Rumah Kebangsaan, Agus mengaku tidak mengetahui secara pasti.
"Rumah kebangsaan ini lembaga apa?," potong Karni.
"Saya tidak terlalu paham, soal rumah kebangsaan," jawab Agus terbata-bata.
• Sebut Pemerintah Lebay dan Radikal
Dalam kesempatan yang sama, Ustad Haikal Hassan menyebutkan jika Rumah kebangsaan merupakan lembaga sosial yang digagas oleh Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Darmadi Durianto.
"Rumah kebangsaan itu pak Darmadi Durianto, anggota Komisi VI PDIP. Nah kalau bapak bekerjasama dengan PDIP bilang aja, nggak apa-apa," ungkap ustadz haikal hassan nyinyir.
Sementara, Ustadz tengku Zulkarnain menyesalkan keputusan BIN yang menggunakan hasil penelitian dari lembaga yang tidak kompeten. Apalagi hasil penelitiannya juga tidak lengkap.
"Yang saya kesalkan sekelas BIN percaya penelitian ini, aduh-aduh. Ditanya partnernya dari Rumah Kebangsaan, Nggak tahu dia orangnya siapa?," ungkap Ustadz Tengku Zulkarnain menunjuk Agus Muhammad.
Melengkapi postingan video tersebut, Ustadz Tengku Zulkarnain menyebut jika imbas dari isu 42 masjid radikal itu adalah para khatib atau penceramah.
Sejumlah khatib yang disebut dalam daftar 41 masjid radikal dicoret namanya dari sejumlah acara yang digelar pemerintah.
"Setelah para khatib jadi korban, ternyata sumbernya dan biang keladinya hanya sebuah Penelitian 'abal abal' dgn metode penelitian yg 'ngawur', bahkan masih sangat MENTAH," tulisnya Ustadz Tengku Zulkarnain.
Lebih lanjut diungkapkannya, kerja sama tersebut dimulai ketikka P3M kesulitan dana.
Agus Muhammad selaku Ketua P3M kemudian bertemu dengan Erika dari Rumah Kebangsaan, akan tetrapi Agus mengaku tidak tahu banyak tentang Rumah Kebangsaan.
•
•
"Ternyata sdri Erika dan Darwanto ada di dalam Rumah Kebangsaan itu. Belakangan diketahui Darwanto adalah anggota Komisi VI DPR RI dari Partai PDIP.... Kayaknya umat jadi paham ke mana arah dan dari mana arahnya kegaduhan isu Radikalisme di masjid selama ini... Yang paling mengherankan Lembaga sekelas BIN percaya penelitian abal abal pula...," tulisnya.
"Silakan kaum muslimin mencari data tentang P3M, dan di mana hasil penelitiannya di-launching pertama kali... Semoga dgn dibukanya di ILC TV ONE semuanya menjadi jelas bagi seluruh rakyat Indonesia. Wahai Kaum Muslimin satukan langkah dan rapatkan barisan. Hadapi dengan tenang upaya penghancuran citra Islam, masjid , dan upaya adu domba lainnya... Allahu Akbar...," tambahnya.
Sumber : warta kota