Cholil Nafis: Peristiwa di Nduga Pelakunya Teroris
10Berita , Jakarta – Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Pusat, Cholil Nafis tegas menyebut pembantaian terhadap 31 pekerja proyek di Nduga, Papua sebagai tindakan teroris.
“Saya lebih senang menyebut peristiwa di Papua itu dengan sebutan teroris. Karena sudah jelas mereka meneror bangsa Indonesia yang sedang membangun negeri ini,” ujar Cholil melalui akun twitternya @cholilnafis, Rabu (05/12/2018).
Cholil juga meminta kepada negara untuk segera menangani kelompok kriminal bersenjata tersebut, karena itu sudah merupakan tugas negara untuk menjamin keamanan dan ketertiban.
“Maka segeralah diselesaikan sesuai kerangka keamanan dan ketahanan negara,” ujarnya.
Atas cuitan itu, ada beberapa tanggapan warganet yang membandingkan perbedaan penanganan jika pelakunya adalah orang Islam. Seperti cuitan akun @ikhwan95 yang berkomentar, “Kalau oknum muslim (Islam) disebut teroris, kalau non-muslim separatis disebut Kelompok Kriminal Bersenjata! Bahkan demo mereka dibebaskan waktu di Surabaya?! Aksi ummat Islam yg damai dan cinta NKRI malah mau dihalang2in… kerjaan siapa coba?!,”.
Hal senada juga disebut oleh akun @papatong1030, ia menulis jika pelakunya adalah orang islam, maka Densus 88 langsung turun. Namun jika beragama lain, maka hanya disebut kelompok kriminal bersenjata.
“Menurut polisi hanya kelompok kriminal bersenjata, kalau pelaku muslim baru otomatis jadi terorris. Dan segera ditumpas densus 88,”tulisnya.
Sumber : Kiblat