OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 25 Desember 2018

Cuitan Sudjiwo Tedjo soal 'Pilpres Gembira' Dibalas Prabowo, Bila Tak Dapat Mandat Harus Legawa

Cuitan Sudjiwo Tedjo soal 'Pilpres Gembira' Dibalas Prabowo, Bila Tak Dapat Mandat Harus Legawa

Kolase foto Prabowo Subianto dan Sudjiwo Tedjo.


10Berita  - Seniman Sudjiwo Tedjomembuat cuitan yang dia tujukan untuk Joko Widodo dan Prabowo Subianto jelang Pilpres 2019.
Adapun dalam cuitannya yang dia unggah pada 23 Desember 2018 kemarin ia menyapa Prabowo dan Jokowi.
Sudjiwo Tedjo menginginkan Pilpres 2019 bisa berlangsung gembira.
Ia tak luput berseloroh di cuitannya.
Sudjiwo Tedjo mengaku senang gaya Jokowi tertawa.
Sementara itu, soal Prabowo Subianto, ia juga mengaku senang akan gaya menari Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Menurut Sudjiwo Tedjo, gaya menari Prabowo Subianto memiliki basis silat, mau joget dangdut atau meniru gaya tokoh pewayangan Gatotkaca.
"Pagi. Pak Jokowi & Pak Prabowo 22nya menyenangkan bagiku. Aku senang gaya Pak Jokowi ketawa.
Dadanya mingkup2 dan tangannya menggantung santai. Pak Prabowo mau joged dangdut sampai Raden Gatutkoco, tetap basicnya gaya silat. Aku pun senang.
Mari menyongsong Pilpres dgn gembira," tulis Sudjiwo Tedjo.
Dalam sehari cuitannya itu sudah diretweet sebanyak 1.107 kali dan dilike hingga 2.838 kali.
Rupanya, postingan Sudjiwo Tedjo itu juga mencuri perhatian Prabowo Subianto.
Calon presiden nomor urut 2 ini membalas postingan Sudjiwo Tedjo sehari kemudian.
Harapan Prabowo Subianto sama dengan Sudjiwo Tedjo.
Ia ingin pesta demokrasi tahun depan berlangsung bahagia tanpa perpecahan antarkubu.
Prabowo pun mewanti-wanti agar kedua kubu saling legawa, mau menang atau kalah.
Jika pun kalah, Prabowo ingin masing-masing kubu saling bantu untuk Indonesia yang lebih baik.
"Selamat sore mas @sudjiwotedjo Mari kita jalani pesta demokrasi dengan gembira.
Membangun bangsa tidak bisa dilakukan segelintir pihak tapi perlu seluruh pihak.
Yang mendapat mandat rakyat dan yang tidak mendapat mandat harus bekerjasama untuk rakyat," tulis Prabowo Subianto lewat akun Twitter @prabowo, Selasa (24/12/2018).
Cuitan saling berbalas dua tokoh ini pun mendapat respons beragam dari warganet.
Sebelumnya, Prabowo Subianto menjadi sorotan publik lantaran pernyataannya soal Indonesia jika ia kalah dalam Pilpres 2019.
Hal itu ia sampaikan ketika menghadiri konferensi nasional Partai Gerindra di Kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin, (17/12/2018).
Dalam pidatonya di hadapan ribuan kader Gerindra tersebut Prabowo mengatakan bahwa konferensi nasional digelar sebagai taklimat menuju Pemilu Presiden 2019.
"Saya katakan, bahwa saya memanggil di Konfernas ini, sebelum kita melaksanakan pekerjaan yang besar yaitu saya menganggap Konfernas ini adalah taklimat sebelum kita maju ke medan laga menyelamatkan bangsa dan negara," ujar Prabowo dalam pidatonya, dikutip TribunSolo.com dari Tribunnews.com.
Calon Presiden nomor urut 02 tersebu mengatakan bahwa Pemilu Presiden 2019 harus dimenangkan.
Banyak masyarakat menginginkan perubahan, salah satunya Indonesia bersih dari Korupsi.
"Kita tidak boleh kalah kalau kita kalah, negara ini bisa punah," tuturnya.
Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu mengatakan bahwa para elit sekarang telah salah dalam mengelola bangsa dan negara.
Banyak kebijakan keliru yang kemudian membuat rakyat tidak sejahtera.
"Sudah terlalu lama elit yang berkuasa puluhan tahun, sudah terlalu lama mereka memberi arah keliru, sistem yang salah dan saya katakan, bahwa sistem ini kalau diteruskan akan mengakibatkan Indonesia lemah."
"Indonesia semakin miskin, dan semakin tidak berdaya bahkan bisa punah," pungkasnya.
Salah satu dasarnya menurut Prabowo yakni pendapatan perkapita Indonesia yang sangat kecil.
Pendapatan per kapita Indonesia hanya 4000 dolar per tahun.
Jumlah tersebut menurut Prabowo setengahnya dikuasai oleh 1 persen orang kaya Indonesia.
"Kekayaan penghasilan kita setahun tiggl setengahnya yaitu 1.900, itu kata penasehat saya, Pak Fuad Bawazier jadi kalau kita cabut yang satu persen tinggal setengahnya."
"Kita per kapita bukan 3.800 dolar, tapi setengahnya, 1900 kurang lebih, belum lagi dipotong hutang," pungkasnya, dikutip TribunSolo.com dari Tribunnews.com. (/Taufik Ismail)
Sumber : Tribunnews.com