Doa Muslimat NU Nuansa Jokowi - Ma'ruf, Peserta: Yang Jadi Insyaallah Pak Prabowo
10Berita - Nuansa Jokowi-Makruf Amin terlihat pada gelaran Maulidurrosul dan Doa untuk keselamatan Bangsa yang digelar PW Muslimat NU Jatim, di Jatim Expo Minggu (30/12/2018). Ada sejumlah doa untuk keberhasilan Jokowi kembali menjadi presiden diselipkan di acara ini.
Dewan Pengarah Jaringan Kiai dan Santri Nasional (JKSN) KH Asep Syaifuddin Chalim, mendoakan Jokowi menang di Pilpres. Doa serupa juga dipanjatkan Nyai Hj. Mahfudloh – putri KH Wahab Chasbullah.
Selain itu, di buku panduan doa yang dibagikan kepada anggota muslimat juga terdapat foto capres cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin.
Sementara itu, Ketum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, politik yang dijalankan Muslimat NU adalah politik kebangsaan dan politik untuk menegakkan ahlussunnah wal jamah. “Dalam hal ini setiap orang wajib membela bangsa dan negaranya. Dengan caranya masing-masing,” tegasnya.
Caranya yang ditempuh Muslimat antara lain, mendoakan supaya bangsa ini diselamatkan Allah dari berbagai ujian. “Kalau kita mau refleksi akhir tahun jangan-jangan refleksi kita adalah maraknya hoax.”
Ia juga mengajak seluruh Muslimat yang hadir untuk menyadari bagaimana konstelasi prediksi pembangunann Indonesia di antara bangsa-bangsa lain.
“Yang positif mari kita catat sebagai bagian yang harus kita pegang teguh dan kita teruskan yang kurang positif mari kita koreksi bersama. cintai negeri ini dengan melakukan sesuatu yang produktif,” tegas Gubernur Jatim terpilih ini.
Menurutnya, refleksi yang perlu diingat di penghujung tahun ini adalah kesuksesan Jokowi atas 51,3 persen saham Freeport. “Bahwa Pak Jokowi sukses 100 persen blok Mahakam, bahwa pak Jokowi sukses membawa 100 persen. Itu juga refleksi,” tegasnya.
Dirinya juga ‘memamerkan’ kinerja Jokowi lainnya. “Indonesia diurutan empat besar negara dengan tingkat pembangunan di dunia. Melampaui United Kingdom yang menempati urutan 9, disusul Meksiko diurutan 8,” terang Khofifah sembari memperlihatkan video pendeknya.
Khofifah juga meyakini akan ada lompatan signifikan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia karena insfrastukturnya bagus. “Siapa yang membangun..?” tanya Khofifah.
“Jokowi,” jawab anggota muslimat yang hadir.
Muslimat NU Makin Dewasa
Perbedaan pilihan Capres Cawapres, ternyata tidak membuat mereka saling serang. Meski tidak sedikit anggota Muslimat NU yang ingin ganti presiden, tetapi, mereka memilih diam. Mereka juga tidak sibuk membuat perlawan dengan dua jari.
“Pak Prabowo jangan kecil hati. Kami menghormati para senior yang lagi sibuk kampanye. Tetapi, bagi kami, ganti presiden itu solusi. Sebagai warga NU paham, bahwa, organisasi netral, tidak boleh memaksa anggota untuk memilih seseorang,” tegas salah seorang anggota Muslimat NU.
Sementara Yayuk Istichanah, politisi perempuan NU yang tergabung dalam Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), juga melihatnya sama. Bahwa tidak sedikit muslimat NU yang menjatuhkan pilihan ke Prabowo-Sandi.
“Silakan puluhan ribu jamaah diajak mendoakan Pak Jokowi. Doanya ditujukan ke Pak Jokowi, tetapi yang jadi in sya Allah Pak Prabowo,” tegasnya.
Kok bisa? “Gusti Allah itu mendengar doa hambaNya. Tetapi ingat, hamba yang terdholimi, ini justru didahulukan terkabulnya,” jelas Mbak Yayuk panggilan akrabnya sambil tersenyum.
Sumber: duta