Ekonomi Anjlok, Eks Ketua BPK: Pemerintah Selalu Berbohong Ekonomi Kita Kuat Padahal Lemah
10Berita, Melamahnya ekonomi indonesia, menuai berbagai tanggapan dan komentar yang dilontarkan.
Pemerintah melontarkan kebohongan bahwa fundamental ekonomi kita kuat tapi ternyata lemah
Mantan Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Anwar Nasution juga memberikan tanggapannya. Anwar menilai, bahwa fundamental ekonomi Indonesia sangat lemah terhadap gejolak ekonomi luar negeri.
Pemerintah tidak serius membangun fundamental ekonomi secara kuat
Menurut nya, pemerintahan jokowi tidak serius membangun fundamental ekonomi secara kuat. Bahkan, anwar menilai pemerintah selalu melontarkan pernyataan bohong bahwa fundamental ekonomi kita kuat tapi kenyataannya lemah, demikian katan anwar dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9/2018).
Seharusnya di usia 73 tahun, pendapatan pajak lebih 10%
Seharusnya, di usia Indonesia yang ke 73 tahun, kita dapat menerima pendapatan dari pajak lebih 10 persen. Indonesia tertinggal dari negara-negara berkembang lainnya yang menerima pendapatan pajak 20 persen.
Indonesia sangat rawan gejolak luar negeri
"Rasio penerimaan pajak terhadap Produk domestik bruto (PDB) Indonesia rendah sekali hanya 10%, dibandingkan rata-rata negara berkembang ini 20%, jadi separuh. Padahal kita sudah 73 tahun merdeka, sangat rawan terhadap gejolak luar negeri," demikian kata Mantan Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
Pemerintah tidak serius, pasar luar tidak bisa, pasar didalam juga jebol
Senada dengan Anwar Nasution, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryani SF Motik, menyatakan, bahwa pemerintah kita tidak pernah serius, pasar di luar saja tidak bisa, pasar di dalam juga jebol.
Di bisnis online, Produk china kuasai pasar 78%
Suryani menambahkan, menurutnya pasar online, ini daya beli tidak turun, yang ada shifting, itu barangnya siapa yang dibeli? Dia memberikan penjelasan bahwa seluruh produk 78 persen produk Cina. Mulai dari blibli.com, bukalapak
Kalau harapkan UKM, langsung sendiri, tidak mungkin, mesti ada perusahaan BUMN yang trading, yang buka pasar. Itu tidak pernah dilakukan," kata Suryani dalam diskusi itu.
Sumber teropongsenayan.com