Ekspresi Bocah-Bocah Uighur Pasca Demo 2112
Oleh: Tony Syarqi
Saya putuskan tidak hadir dalam unjuk rasa 2112, habis salat Jumat tadi. Padahal, demo solidaritas untuk Muslim Uighur ini berlangsung serentak di beberapa kota. Jakarta, Solo, Jogjakarta, Bandung, dan lainnya.
Saya pilih duduk di depan laptop, browsing data untuk tulis artikel seputar solidaritas Uighur. Tentu saja sambil memantau demo yang hari ini serentak digelar di beberapa kota di negeri kita.
Masih asyik scrolling di fanspage Kiblat.net, ketika sebuah pesan masuk. “I can’t express my thanks for your people,” demikian pesan dari akun, sebut saja Roy. Rupanya, ia juga sedang memantau jalannya demo melalui FB.
Selain Roy, ada juga beberapa akun asing yang juga menyapa. Rata-rata menyampaikan rasa salut dan hormat. Tapi Roy yang, setelah saya telusuri ala kadarnya, tinggal di Turki kemudian mengirimkan beberapa foto anak-anak Uighur.
Mereka, masih kata Roy, adalah anak-anak yang orangtuanya ditangkap oleh pemerintah Cina untuk alasan yang tidak pernah bisa dijelaskan. Tiba-tiba saja ingat Fatimah Qarim, gadis kecil Uighur yang videonya viral.
Anak-anak Uighur itu berbaris rapi. Yang paling tengah depan membawa secarik kertas yang… dada saya berdegup kencang ketika menatapnya. Anda bisa baca sendiri dalam foto terlampir. Intinya, sama seperti kata Roy di awal. Ingin mengucapkan terimakasih.
Saya pun terlena dalam percakapan yang juga bisa Anda simak dalam tangkapan layar yang terlampir. Tidak lagi tertarik dengan timeline@yennikwok yang heran dengan media yang patuh pada propaganda Beijing. Padahal di situ ada @savicali yang masih kebingungan dan, “Still looking for the truth.”
Banyak yang bisa direnungi dari percakapan—dengan bahasa Inggris seadanya—bersama Roy siang ini. Yang paling utama adalah: demo Jumat ini sangat membantu mereka meningkatkan spirit. Di negara lain sulit sekali menumbuhkan gerakan solidaritas untuk Muslim Uighur.
“But this is also so difficult for the Muslim countries now. So proud of all of you brothers and sisters,” tutur Roy. Wajar saja. Akun @IbnMosharraf yang mengaku Salafi-Ikhwani, masih sulit merasa sulit menerima fakta kezaliman rezim Cina atas Muslim Uighur.
Malah, aktivis Uighur pemilik akun @AbdugheniSabit menyindir beberapa tokoh Muslim yang masih menganggap kasus Muslim Uighur ini sebagai propaganda Barat untuk menyerang Cina. Ringkasnya, di saat dunia masih dingin soal Uighur, muslim Indonesia bangkit untuk bereaksi.
Melihat foto-foto anak Uighur pasca demo 2112, kita dapat merasakan ekspresi keharuan dalam tatapan mereka. Haru, karena masih ada yang memperhatikan nasib mereka. Haru, karena umat Islam Indonesia lantang membela, meski pemerintah mereka masih diam seribu bahasa.
Ingatan saya melayang ke 2013 silam di sebuah sudut kota Salma, Suriah. Saat itu, saya bersama sebuah LSM membawa bantuan obat dan makanan.
Di kegelapan malam dan dingin yang mencekam, seorang bapak menangis sesenggukan di depan saya. “Kalian jauh-jauh datang kemari, untuk mengingatkan bahwa kami masih punya saudara di negeri nun jauh di sana.”
Ukhuwah. Itulah yang masih bisa kita banggakan dari umat Islam Indonesia!
Sumber : Kiblat