OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 13 Desember 2018

Gus Am: Di Acara Natal, Abu Janda Kembali Perlihatkan Kebodohannya

Gus Am: Di Acara Natal, Abu Janda Kembali Perlihatkan Kebodohannya


10Berita  – HTI dan FPI masih menjadi menu utama kubu Jokowi untuk meraup suara. Isu agama itu mengubur dalam-dalam problem ekonomi. Inilah isi acara perayaan Natal Lintas Agama, menjadi sasaran kampanye tim Jokowi-Ma’ruf Amin.
Hal ini dilakukan Pegiat Media Sosial, Pemadi Arya alias Abu Janda Al Boliwudi, saat diberi kesempatan berbicara di panggung Perayaan Natal Lintas Agama yang digelar Persekutuan Doa (PD) Oikumene Kasih di Dyandra Convention Center, Surabaya, Selasa (11/12) malam.
Menurutnya, Pilpres 2019 bukan lagi masalah politik! Bukan lagi soal pertarungan antara Jokowi-Ma’ruf Amin versus Prabowo-Sandi. Tapi masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berhadapan dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI).

Dirinya sempat dilarang pihak panitia untuk berbicara politik dan menyebut ‘merek’ kontestan di Pilpres 2019. Namun hal ini tak digubrisnya. “Karena setiap hari yang aku omongin ya itu. Kalau gak boleh ngomong itu, aku ngomong opo?” katanya.
Akhirnya dia tak menyebut nama capres, tetapi diganti dengan simbol jempol sebagai lambang nomer satu.
Dalam kesempatan tersebut, Abu Janda juga mengaku sebagai anggota Banser yang mendapat tambahan tugas sebagai “Cebong” — sebutan untuk pendukung Jokowi di Pilpres 2019. “Karena masuk Tahun Politik, saya dapat tambahan sebagai Cebong,” akunya.
Menurutnya, Pilpres 2019 bukan masalah nomor satu, nomor dua lagi, tapi masalah NKRI berhadapan dengan HTI. NKRI berhadapan dengan FPI. “Kenapa? Karena dua Ormas intoleran itu ada di belakang salah satu calon yang tidak perlu saya sebut mereknya,” tegasnya.
“Jadi, mendukung, memenangkan salah satu calon di Pilpres 2019, sudah bukan politik lagi karena ini pertaruhannya adalah NKRI. Tahu NKRI?” tanya Abu Janda yang disambut seribuan jemaat — termasuk puluhan Banser yang hadir — dengan pekik: Harga Mati!
Lagi pula, semua agama juga mengajarkan soal nasionalisme. “Kristen mengajarkan nasionalisme, Kristen mengajarkan NKRI,” katanya sambil mengutip Firman Tuhan di Injil.
Karena itu, tambah Abu Janda, mereka yang merasa berada di seberang intoleransi, mendukung toleransi, mendukung pluralitas, tidak boleh tinggal diam.
“Harus memenangkan yang enggak boleh disebut mereknya. Yang boleh cuma dikasih jempol,” katanya merujuk Salam Jempol yang selama ini dipakai pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.
Sebelum mengakhiri pidatonya, Abu Janda mengambil ponsel dari sakunya untuk selfie dengan backgroud jemaat yang dimintanya ramai-ramai mengangkat jempol. “Tetap berjuang, jempol satu periode lagi,” tegasnya.


Sumber : Eramuslim