Ma'ruf Amin saat (Foto:lapan6online.com)
10Berita, Andai tidak jadi calon wakil presiden untuk Jokowi, mungkin Ma'ruf Amin tidak nyinyir atau mempertanyakan tujuan Persaudaraan Alumni atau PA 212 yang berencana menggelar kembali Reuni Akbar Alumni 212 pada Desember nanti.

Sebagaimana diberitakan cnnindonesia.com (13/11) Ma'ruf menganggap acara reuni itu tak diperlukan lagi karena Aksi 212 sudah tutup buku. Ma'ruf menyebut reuni akbar 212 tak perlu dilakukan karena rentan disusupi muatan agenda politik, terutama terkait Pilpres 2019.

Menurutnya urusannya 212 sudah selesai. Dan kalau hanya urusan kekeluargaan silaturahim, boleh-boleh saja, tapi kalau ada agenda politik tidak perlu dilakukan reuni. Mantan Rais Aam PBNU itu menyatakan tak bakal hadir apabila acara tersebut hanya sekadar menjadi alat politik bagi kelompok tertentu.

Ma'ruf menyatakan tak keberatan Reuni Alumni 212 digelar jika tujuannya sekadar untuk bersilaturahmi dan bersama-sama membangun demi kebaikan bangsa. Akan tetapi, ia menyatakan reuni itu sudah tak perlu digelar kembali apabila sudah ditunggangi menjadi sebuah gerakan politik yang destruktif terhadap pemerintah.

Ma'ruf bisa saja menganggap acara ini sudah melintir dan kemudian menjadi gerakan politik tertentu untuk merobohkan rezim, untuk mengganggu pemerintahan yang sedang berjalan.

Tuduhan Ma'ruf Amin memang tendensius, dan seolah lupa dulu dirinya menjadi motor gerakan 212. Apalagi posisinya saat ini cawapres, berkesan kacang lupa kulit. Ataukah tuduhan itu memang benar, PA 212 berniat "mengganggu" pemerintahan sebagaimana komentar Ma'ruf Amin yang pernah jadi orang "dalam".

Aksi 212 pertama kali digelar pada 2016 sebagai bagian dari rangkaian Aksi Bela Islam berjilid pada tahun itu. Aksi dipicu oleh pernyataan Basuki Tjahaha Purnama alias Ahok yang saat itu menyitir salah satu ayat di surat Al Maidah.

Sebelum rencana reuni akbar tahun ini, PA 212 juga pernah menghelat acara serupa, yakni pada 2 Desember 2017. Jumlah massa yang hadir dalam acara reuni akbar itu tidak sebanyak saat aksi 212 pada 2016. 
Sumber : UC News