OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 09 Desember 2018

Puluhan Tahun Berdiri, Sekolah Bahasa Arab di China Bakal Ditutup

Puluhan Tahun Berdiri, Sekolah Bahasa Arab di China Bakal Ditutup

10Berita , Gansu – Sekolah bahasa Arab berusia 34 tahun di provinsi Gansu di China barat laut akan segera ditutup. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kebijakan yang kejam terhadap wilayah otonomi Xinjiang diterapkan ke daerah-daerah berpenduduk Muslim lainnya.
Pingliang Arabic School, yayasan amal yang melayani siswa kurang mampu, telah diberitahu oleh pejabat pendidikan kota untuk ditutup pada 17 Desember mendatang. Dampaknya, 200 siswa dan 20 pengajar akan dipulangkan.
Para pejabat mengklaim sekolah tidak memiliki izin operasional, meskipun telah beroperasi sejak 1984. Pingliang adalah kota kecil di perbatasan antara Gansu dan provinsi Shaanxi – salah satu daerah termiskin di China.
“Tampaknya para pejabat tidak tertarik untuk berbicara kepada kami sama sekali,” kata seorang guru yang meminta namanya dirahasiakan, sebagaimana dikutip South China Morning Post, Ahad (09/12/2018).
Sebagai upaya pencegahan, para guru minggu lalu mengirim petisi yang berisi lebih dari 1.000 tanda tangan ke biro pendidikan, meminta agar sekolah tidak ditutup.
“Siswa kami semuanya berasal dari keluarga yang sangat miskin. Dengan pelatihan bahasa, banyak lulusan kami dapat menemukan pekerjaan seperti penerjemah untuk para pedagang Timur Tengah yang melakukan bisnis di provinsi-provinsi seperti Guangdong,” kata guru itu. “Jika sekolah ditutup, mereka bisa berakhir sebagai putus sekolah di jalan.”
Kematian sekolah-sekolah bahasa Arab adalah gejala meningkatnya kontrol China terhadap daerah-daerah berpenduduk Muslim. Tiga tahun yang lalu Presiden Xi Jinping memulai kembali kampanye “agama-agama Sinicise”, asimilasi mereka dengan nilai-nilai budaya dan sosialis tradisional China.
Muslim membentuk kurang dari 2 persen populasi China, atau sekitar 22 juta orang. Ada 10 kelompok etnis yang didominasi Muslim, yang terbesar di antaranya adalah Hui, kelompok etnis yang terkait erat dengan mayoritas penduduk Han dan sebagian besar berbasis di wilayah otonomi Ningxia Hui dan provinsi Gansu, Qinghai dan Yunnan.

Sumber :Kiblat