Andi Arief Dilarang Teman-temannya Polisikan Guntur Romli, Ali Ngabalin, dan Arya Sinulingga
10Berita Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengaku dilarang oleh rekan-rekannya di Partai Demokrat untuk mempolisikan politikus Partai Solidaritas Indonesia Mohamad Guntur Romli, politikus Partai Perindo Arya Sinulingga, juru bicara kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin, dan sejumlah pendukung calon presiden petahana Joko Widodo. Ihwalnya, tuduhan terhadap Andi Arief ikut menyebarkan hoaks tujuh kontainer surat suara asal China yang sudah dicoblos pada nomor urut satu.
"KPU tidak melaporkan saya ke Bareskrim. Berbekal ini saya sebenarnya bisa saja melapor balik Guntur Romli, Ali Ngabalin, dan Arya Sinulingga dan sejumlah orang di TKN. Tapi kawan-kawan di Demokrat melarang saya, karena demokrasi itu bukanlah kejahatan," kata Andi Arief melalui akun Twitter, hari ini.
Andi Arief menceritakan pengalamannya pada 2017 lalu. Pada waktu itu, dia pernah mendapat informasi mengenai masuknya kartu tanda penduduk elektronik dari luar negeri lewat Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Awalnya dikecam. Ujungnya mendagri ucapkan terimakasih. Menginfokan yang mungkin serupa masih dikecam sekarang, tapi kan waktu gak berhenti sekarang," kata dia.
Andi Arief mengatakan sebenarnya juga berharap informasi tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok itu tidak benar. Dia tidak ingin kasus KTP elektronik yang masuk dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta tahun 2017 yang semual dianggap hoax tetapi ternyata benar, itu terjadi lagi.
"Saya berharap informasi soal surat suara di Priok betul-betul hoaks. Tidak seperti kasus masuknya KTP elektronik dari luar negeri jelang pilkada 2017 yang awalnya dibilang hoax ternyata ada beneran," kata dia.
Sebelumnya, Andi Arief menegaskan tweetnya yang meminta pihak terkait mengecek informasi adanya tujuh kontainer surat suara yang telah dicoblos di Tanjung Priok merupakan upaya mengingatkan aparat terkait agar cepat bertindak.
"Kalau saya mengingatkan aparat supaya cepet bertindak malah dipolisikan, lucu bener negeri ini," kata Andi Arief dalam akun Twitter @AndiArief__
Dia mengatakan KPU telah menerima informasi serupa sejak Rabu (2/1/2019) sore hari, namun baru tergerak mengecek setelah dirinya mencuitkan informasi itu di Twitter.
"Bayangkan KPU yang sudah dari sore menerima info baru tergerak mengecek setelah tuit saya. Hoak bisa terjadi kalau tidak ada kecepatan reaksi," kata dia.
Andi Arief sendiri mengakui meneruskan informasi penemuan tujuh kontainer surat suara yang telah dicoblos melalui Twitter. Namun dia mengatakan cuitannya itu kemudian dihapus. "Tuit saya terhapus, saya memang mentuit," kata dia.
Informasi penemuan tujuh kontainer surat suara beredar di grup WhatsApp. Andi Arief yang juga mendapat info itu kemudian menuliskan informasi tersebut melalui akun Twitter. "Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang telah dicoblos di tanjung priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. karena ini kabar sudah beredar," tulis Andi Arief, semalam. Tweet itu sempat diberitakan sejumlah media online sebelum menghilang dari akun twitter Andi Arief. []
Sumber : AKURAT.CO
10Berita Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengaku dilarang oleh rekan-rekannya di Partai Demokrat untuk mempolisikan politikus Partai Solidaritas Indonesia Mohamad Guntur Romli, politikus Partai Perindo Arya Sinulingga, juru bicara kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin, dan sejumlah pendukung calon presiden petahana Joko Widodo. Ihwalnya, tuduhan terhadap Andi Arief ikut menyebarkan hoaks tujuh kontainer surat suara asal China yang sudah dicoblos pada nomor urut satu.
"KPU tidak melaporkan saya ke Bareskrim. Berbekal ini saya sebenarnya bisa saja melapor balik Guntur Romli, Ali Ngabalin, dan Arya Sinulingga dan sejumlah orang di TKN. Tapi kawan-kawan di Demokrat melarang saya, karena demokrasi itu bukanlah kejahatan," kata Andi Arief melalui akun Twitter, hari ini.
Andi Arief menceritakan pengalamannya pada 2017 lalu. Pada waktu itu, dia pernah mendapat informasi mengenai masuknya kartu tanda penduduk elektronik dari luar negeri lewat Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Awalnya dikecam. Ujungnya mendagri ucapkan terimakasih. Menginfokan yang mungkin serupa masih dikecam sekarang, tapi kan waktu gak berhenti sekarang," kata dia.
Andi Arief mengatakan sebenarnya juga berharap informasi tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok itu tidak benar. Dia tidak ingin kasus KTP elektronik yang masuk dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta tahun 2017 yang semual dianggap hoax tetapi ternyata benar, itu terjadi lagi.
"Saya berharap informasi soal surat suara di Priok betul-betul hoaks. Tidak seperti kasus masuknya KTP elektronik dari luar negeri jelang pilkada 2017 yang awalnya dibilang hoax ternyata ada beneran," kata dia.
Sebelumnya, Andi Arief menegaskan tweetnya yang meminta pihak terkait mengecek informasi adanya tujuh kontainer surat suara yang telah dicoblos di Tanjung Priok merupakan upaya mengingatkan aparat terkait agar cepat bertindak.
"Kalau saya mengingatkan aparat supaya cepet bertindak malah dipolisikan, lucu bener negeri ini," kata Andi Arief dalam akun Twitter @AndiArief__
Dia mengatakan KPU telah menerima informasi serupa sejak Rabu (2/1/2019) sore hari, namun baru tergerak mengecek setelah dirinya mencuitkan informasi itu di Twitter.
"Bayangkan KPU yang sudah dari sore menerima info baru tergerak mengecek setelah tuit saya. Hoak bisa terjadi kalau tidak ada kecepatan reaksi," kata dia.
Andi Arief sendiri mengakui meneruskan informasi penemuan tujuh kontainer surat suara yang telah dicoblos melalui Twitter. Namun dia mengatakan cuitannya itu kemudian dihapus. "Tuit saya terhapus, saya memang mentuit," kata dia.
Informasi penemuan tujuh kontainer surat suara beredar di grup WhatsApp. Andi Arief yang juga mendapat info itu kemudian menuliskan informasi tersebut melalui akun Twitter. "Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang telah dicoblos di tanjung priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. karena ini kabar sudah beredar," tulis Andi Arief, semalam. Tweet itu sempat diberitakan sejumlah media online sebelum menghilang dari akun twitter Andi Arief. []
Sumber : AKURAT.CO