OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 07 Januari 2019

Tokoh Ini Sebut Debat Capres-Cawapres Kehilangan Daya Tarik, Mengapa?

Tokoh Ini Sebut Debat Capres-Cawapres Kehilangan Daya Tarik, Mengapa?

10Berita  JAKARTA–Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai acara debat capres-cawapres untuk Pilpres 2019 telah kehilangan daya tarik. Hal itu lantaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah membuat peraturan debat dengan menyerahkan pertanyaan ke kandidat seminggu sebelum pelaksanaan.
“Ibarat ujian, KPU ibarat dosen lebih memilih ujian ‘open book’. Hal ini bisa menurunkan animo masyarakat untuk menyaksikan acara debat yang dalam beberapa tahun ini acara debat dipandang penting oleh masyarakat,” ujar Karyono dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Ahad (6/1/2019).
Karyono juga menyampaikan, tren kenaikan minat orang untuk menyaksikan acara debat tinggi dan ini merupakan indikator positif kemajuan politik modern di Indonesia.

“Oleh karena itu, yang harus dilakukan KPU adalah mengembangkan acara debat lebih kreatif dan bermutu, bukan membuat langkah mundur,” kata Karyo.
Karyono juga menyayangkan sikap KPU yang tidak memfasilitasi penyampaian visi-misi pasangan capres-cawapres. Menurutnya penyampaian visi-misi capres seharusnya dikedepankan agar masyarakat mengetahui arah pembangunan yang akan dilaksanakan pada lima tahun ke depan.

“Penyampaian visi-misi justru sangat substansial dan penting dalam pertarungan politik modern. Karenanya penyampaian visi-misi seharusnya mendapat porsi terbesar dalam tahapan pemilu. Setiap paslon perlu menyampaikan visi misi dan menjabarkannya dalam bentuk program dan proyeksinya yang akan dilaksanakan dalam lima tahun ke depan,” jelasnya.
“Namun sejak masa kampanye selama kurang lebih tiga bulan ini justru ruang publik ini dipenuhi dengan caci maki antar pendukung. Masyarakat dijejali dengan informasi hoaks, hate speech dan propaganda yang berbau sarkastik yang membuat pemilu nyaris kehilangan substansi,” tuturnya. []

SUMBER: SINDONEWS