Said Didu


10Berita  - Mantan staf khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral(ESDM), Said Didu menjelaskan alasan mengapa dirinya mengatakan Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu), Sri Mulyani berbohong soal pencapaian kinerja APBN 2018.
Sebagaimana diketahui, Menkeu Sri Mulyanimenegaskan, realisasi belanja negara era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hampir memenuhi target untuk pertama kalinya.
Tercatat, realisasi belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 per 2 Januari 2019 berhasil mencapai Rp2.202 triliun atau 99,2 persen dari target Rp2.220 triliun.
Pada 2017, realisasi belanja negara hanya Rp2.001 triliun atau 93,8 persen dari target.
Kemudian, pada 2016 sebesar Rp1.859 triliun atau 89,3 persen dari target.
Begitu pula dengan 2015 sebesar Rp1.810 triliun atau hanya 91,2 persen dari target dan 2014 senilai Rp1.764 triliun atau 94 persen dari target.
Bahkan menurut Ani, realisasi belanja negara ini masih meningkat dalam dua hari terakhir.
Pasalnya, berdasarkan data per 31 Desember 2018, Sri Mulyani melaporkan ke Jokowibahwa belanja negara mencapai 97 persen dari target.
Kendati demikian, Said Didu membantah pernyataan Menkeu Sri Mulyani.
Bantahan tersebut pertama kali dilontarkan Said Didu melalui laman Facebook resminya 'Muhammad Said Didu.
"Beberapa hari lalu, Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani menyampaikan bahwa tahun 2018 baru pertama kali sejak 2011 penerimaan APBN mencapai target dan tidak melakukan perubahan APBN. Pernyataan tersebut kurang tepat," tegas Said Didu.
Said Didu mengungkapkan, surplus penerimaan APBN sudah pernah terjadi pada 2007 dan 2008. Disebutkan Said, penerimaan negara pada 2007 sebesar 4 persen di atas target.
Follow Juga:
Berdasarkan penelusuran TribunJakarta.com, ternyata Said Didu kembali melontarkan pendapatnya terkait capaian APBN yang diklaim Sri Mulyani.
Pendapatnya tersebut disampaikannya melalui akun Twitternya @saiddidu pada Jumat (4/1/2019).
Menurutnya, Menkeu Sri Mulyani telah bebohong mengenai capaian kinerja APBN2018 yang dikatakan baru pertama kalinya mencapai target sejak 2011.
Said Didu mengungkapkan, yang dimaksud terbaik dalam capaian kinerja APBN 2018 itu merupakan terbaik di era pemerintahan Jokowi.
Kendati demikian, capaian kinerja APBN itu bukanlah pertama kalinya terjadi.
Untuk itu, Said Didu menginginkan agar semua pihak jujur.
Kendati telah mencapai target APBN 2018 dan merasakan kegembiraan, seharusnya Sri Mulyani, lanjut Said Didu, harus melihat data objektif dan bukan menutupi data hasil kerja Menkeu Sri Mulyani di tahun 2007 dan 2008.
Said Didu menegaskan, data hasil kerja Sri Mulyani di tahun 2007 dan 2008 juga harus dilihat, kecuali kalau terdapat suatu arahan dari atasan agar membuat data "yang pertama".

Cuitan Said Didu
"Kegembiraannya harusnya dg data obyektif bukan menutupi data hasil kerja Bu Sri Mulyani juga di tahun 2007 dan 2008. Kecuali kalau memang ada arahan dari atasan beliau agar buat data "yang pertama" - itu jadi menyulitkan Bu SMI," tulis @saiddidu.
Dalam cuitannya itu, Said Didu juga menyatakan sebuah portal online yang memberitakannya dengan judul 'Said Didu Tuding Sri Mulyani Bohong Soal Kinerja APBN2018', itu bukanlah dipelintir informasinya.
Said Didu menegaskan, informasi tersebut diungkapkannya agar seluruh masyarakat Indonesia jujur.
"Tidak juga. Memang saya ungkap masalah ini agar #kitasemuajujur," tulis @saididu.
Optimisme di 2019
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri MulyaniIndrawati melaporkan kondisi perekonomian Indonesia yang sangat positif di tengah ketidakpastian perekonomian global akibat perang dagang AS dan Tiongkok.

"Untuk pertama kalinya APBN 2018, pendapatan negara mencapai 102,5%. Target awal Rp1.894,7 triliun dan tercapai Rp1.942,3 triliun," tegas Sri Mulyani dilansir dari kemenkeu.go.id.

Perekonomian diperkirakan tumbuh sekitar 5.15% dan inflasi terkendali rendah di angka 3.13%.
Tidak hanya itu, defisit anggaran juga sangat rendah yaitu 1.76% serta keseimbangan primer menuju positif yang menurutnya merupakan kondisi pembalikan dari sebelum tahun 2012 yang selalu positif.

Menteri keuangan, Sri Mulyani
Selain pendapatan, belanja negara pun menunjukkan peningkatan yang baik. Tahun ini belanja negara mampu mencapai 99.2%, dimana tahun lalu hanya mencapai 94,1%. Salah satu faktornya adalah karena tidak adanya APBN Perubahan (APBN-P), maka Kementerian/Lembaga dapat fokus pada anggaran belanja yang sudah direncanakan.
"Inilah yang selalu Saya sampaikan, APBN2018 kinerjanya sangat positif dan dikelola dengan sangat hati-hati dan tanggung jawab," ungkap Sri Mulyani.

Menkeu mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian kinerja ekonomi tahun 2018. Hal ini dapat diraih karena APBN sebagai instrumen fiskal dapat digunakan secara aktif. Kini, memasuki tahun 2019 akan dilalui dengan terus meningkatkan kewaspadaan atas apa yang telah terjadi di tahun 2018.
Sumber : Tribunnews.com