OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 14 Februari 2019

Gaung Lonceng Kematian Rezim

Gaung Lonceng Kematian Rezim


Oleh: Nasrudin Joha

10Berita, Kegalauan rezim makin tak terbendung, beberapa manuver blunder dan statement tdk penting, justru membawa rezim pada posisi yang makin sulit.

Tempo, edisi terkini ikut membuly rezim, setelah sebelumnya loyal berkhidmat melafadzkan mantra 'Jokowi dua periode' ternyata tak ridlo jika harus mempertaruhkan kredebilitas di mata publik.

Oplah tempo langsung melejit, karena publik memang rindu berita yang nyata. Bagi publik, kenyataan kejatuhan Jokowi tidak bisa diganggu gugat, Ini merupakan keputusan yang final dan binding. Tidak ada banding, tidak ada kasasi.

Jokowi boleh berganti, tapi bisnis tak boleh sepi apalagi mati. Hanya Deny JA yang rela menukar kredebilitas dan masa depan dunia persurveyan demi Jokowi.
Bahkan, terakhir telah nimbrung membuat Akademi Meme Indonesia, untuk mengidolakan Jokowi.

Beberapa telur tauke, sudah mulai diperhitungkan pindah keranjang. Menaruh telur di keranjang Jokowi, berpotensi gagal tetas, bahkan akan jadi telur busuk.

Ini tidak menguntungkan, para cukong itu mau bisnis bukan mau berjibaku dalam politik membela klan dan marga politik tertentu.

Botoh-botoh politik juga mikir, dahinya berkerenyut. Berlayar bersama Jokowi ? Oke. Memancing ikan bersama Jokowi ? Oke. Tapi tenggelam bersama Jokowi, jelas ogah.

Beberapa partai mitra koalisi sudah mulai main belakang, hanya pemain baru dan picisan yang justru tampil didepan pasang badan. Golkar, tentu yang paling cerdik dan sensitif terhadap dinamika dan perubahan. Yang lain ? Boleh jadi baru sadar, setelah kaki terkilir dan ikut jatuh tertimpa tangga.

Bagaimanapun Golkar partai berpengalaman. Tidak mungkin Golkar, mau diatur strategi ala kebo yang minim akal, mengandalkan otot. Partai Kebo, boleh jadi 'dikerjai' disuruh bajak sawah politik sendirian. Jika lahan sudah siap, Golkar ikut menanam dan memanen.

Yang jelas, lonceng kejatuhan rezim makin nyaring. Hanya orang budeg dan buta (meminjam istilah Ma'ruf Amin), yang tak mengindera 'Alamatul Kubro kejatuhan rezim.

Rezim menjadi 'Common Enemy' dimana oposisi dan ormas, mengayunkan pukulan bertubi kepada rezim. Penghinaan terhadap SBY, memantik perlawanan sengit Demokrat. Serudukan kebo, menjadikan Demokrat tidak netral.

Ya, Demokrat mengambil filosofis TKN Jokowi Ma'ruf, 'kami sudah lelah bertahan, kami akan menyerang'.

Kriminalisasi terhadap ulama, termasuk kepada Habib Bahar yang hari ini diperiksa di Polda Jabar, menguatkan posisi oposisi.

Bisa jadi, perlawanan kolektif umat merambat secara alamiah, karena perasaan keislaman dan merasa selalu dizalimi.

Padahal, satu-satunya arus yang tak mampu dibendung TKN Jokowi adalah arus umat.

Label 'rezim represif dan anti Islam' menjadikan rezim selalu menjadi pihak tervonis dalam berbagai diskursus keumatan.
Isu Uighur, semakin menyudutkan posisi rezim - setelah diketahui kebijakan rezim- menghamba dan memuja China.

Sebentar lagi, rakyat berpesta, bersorak sorai seperti warga Cianjur yang merayakan kepala daerahnya ditangkap KPK. Angin perubahan itu semilir berhembus, aura kejatuhan rezim makin nampak.

Dan, sebentar lagi akan ada masa depan cerah (MADECER) bagi negeri ini. [].

VIRAL-KAN !!!!!!!

Sumber : Konfrontasi 

Related Posts:

  • Mengapa Jokowi Abaikan Partai-Partai Non DPR dan NU? Mengapa Jokowi Abaikan Partai-Partai Non DPR dan NU?  Oleh Margarito Kamis (Pakar Hukum Tata Negara) 10Berita - Urusan apa dan dengan siapa? Urusan dengan partai politik tertentu,  dan NU. Mereka tak diperl… Read More
  • Radikalisme dan Kegaduhan Negeri Ini Radikalisme dan Kegaduhan Negeri Ini  Oleh Tony Rosyid10Berita - Di Era Jokowi, terutama setelah kasus penistaan agama oleh Ahok, situasi sosial dan politik begitu gaduh. Rakyat terbelah. Bahkan hampir merembet … Read More
  • PKS Dalam Pelukan Surya Paloh? PKS Dalam Pelukan Surya Paloh?  Oleh Hersubeno Arief (Wartawan senior dan pemerhati publik)10Berita - Picture of the week! Foto Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berpelukan erat dengan Presiden PKS M Sohibul … Read More
  • Radikalisme, Ekonomi Lesu Dan Rekonsiliasi Kerakyatan Radikalisme, Ekonomi Lesu Dan Rekonsiliasi Kerakyatan OLEH: SYA'RONI10Berita - PUBLIK terus digiring untuk mempercayai bahaya radikalisme. Namun di sisi lain, masyarakat tidak diberi pemahaman tentang batasan-batasan… Read More
  • Menteri Agama (tak) Mengurus Umat Islam Menteri Agama (tak) Mengurus Umat Islam   Oleh Dr. Ahmad Yani Dosen Fakultas Hukum dan Fakultas Sospol UMJ Menteri Agama secara historis didirikan untuk mengakomodasi kepentingan umat Islam dalam menjalankan syaria… Read More