Referensi pihak ketiga
Sahabat muslim tentunya mengenal Abdurrahman bin 'Auf Radhiyallahu'anhu. Beliau salah satu sahabat Rasulullah Shollalahu 'alaihi wasallam yang mengikuti perang Badar dan juga termasuk sahabat yang mengikuti Baiatur Ridwan. Beliau adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijaminkan surga baginya.
Saat meninggal dunia, Abdurrahman bin 'Auf meninggalkan warisan berupa 1000 unta, 3000 kambing, dan 100 kuda. Beliau juga memiliki lahan pertanian luas di Al-Jurf.
Dengan semua keistimewaan dan kekayaan yang dimilikinya, semasa hidup Abdurrahman bin Auf justru sering menangis karena semua hartanya itu.
Suatu ketika pernah dihidangkan makanan enak ke hadapan Abdurrahman bin 'Auf . Alih-alih segera menyantapnya, Abdurrahman menangis seraya berkata "Mush’ab bin ‘Umair adalah orang yang lebih baik dariku. Ia meninggal dunia dalam keadaan mengenakan selimut yang apabila kepalanya ditutup, maka terbukalah kakinya. Begitu pula Hamzah demikian adanya, ia pun lebih baik dariku. Sedangkan aku diberi kekayaan dunia yang banyak.” Ia pun pergi tanpa menyantap makanannya.
ilustrasi
Sahabat UCers, tangisan Abdurrahman ini menunjukkan sifat tawadhu'nya. Beliau selalu merasa bahwa sahabat yang lain lebih baik dari dirinya. Keadaan kedua sahabatnya yang meninggal dalam ketiadaan harta, adalah bentuk zuhud pada dunia.
Abdurrahman bin 'Auf merasa sedih ketika membandingkan kondisi sahabat-sahabatnya dengan kondisinya yang bergelimang harta. Ia begitu khawatir bahwa segala amal kebaikannya telah mendapat balasan segera di dunia dengan kekayaan yang dimilikinya saat itu.
Masyaa Allah...
Sahabat UCers, Abdurrahman bin 'Auf adalah lelaki yang senantiasa menggunakan hartanya di jalan Allah, ia bahkan telah dijaminkan surga oleh Rasulullah, namun ia masih begitu ketakutan dengan kekayaan yang dimilikinya. Ia khawatir bahwa bagiannya di akhirat berkurang dengan balasan yang disegerakan di dunia berupa harta kekayaan.
Lalu, apa kabar kita hari ini?
Kebanyakan kita justru begitu sombong dengan sedikit harta dan berbangga-bangga dengannya. Kita tak akan menangis seperti Abdurrahman bin Auf karena kekayaan yang kita peroleh.
Semoga kita mengambil pelajaran!
Referensi pihak ketiga
Sumber Referensi:
rumaysho.com/12297-menangis-karena-kaya.html
Artikel ini tidak mewakili pandangan UC