OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 16 Maret 2019

Dua WNI Jadi Korban Penembakan Teroris di Christchurch, Begini Keadaannya

Dua WNI Jadi Korban Penembakan Teroris di Christchurch, Begini Keadaannya


10Berita,Seorang seniman asal Sumatera Barat dan anaknya yang baru berusia dua tahun menjadi korban penembakan di sebuah masjid di Linwood, pinggiran Kota Christchurch, Selandia Baru, saat salat Jumat, 15 Maret 2019.

Korban diketahui bernama Zulfirman Syah dan saat ini sedang dirawat setelah menjalani operasi di Christchurch Public Hospital.

Menurut Hendra Yaspita, selaku kakak Zulfirman Syah, adiknya sempat berkomunikasi dengan salah satu anggota keluarga saat hendak berangkat salat Jumat bersama anaknya yang berusia dua tahun.

"Dia menelepon kakak saya yang perempuan melalui aplikasi Whatsapp, Dia memberitahu mau berangkat salat Jumat. Ternyata kejadiannya seperti ini," kata Hendra dengan suara tercekat seraya menahan tangis kepada wartawan BBC News Indonesia, Jerome Wirawan, Sabtu, 16 Maret 2019 dini hari WIB.

Setelah salat Jumat, Hendra mendapat kabar dari seorang paman bahwa Zul mengalami luka tembak di masjid Kota Christchurch. Kabar ini diperoleh Paman Zul dari seorang anaknya yang berteman dengan istri Zul di Facebook.

"Saya cek langsung ke adik ipar saya, diberitahukan memang adik saya dan anak mereka terkena tembakan di masjid kedua," ujar Hendra.
Anak Zul, sambung Hendra, terkena tembakan di bagian punggung dan kaki.

"Anaknya sekarang, alhamdulillah makin membaik," ujar Hendra.

"Kalau adik saya, Zul, masih di ICU. Kemarin operasi pertamanya untuk peluru yang menembus paru-parunya. Dia belum bisa berkomunikasi. Alhamdulillah sudah stabil, tapi belum sadar," ujar Zul.

Hendra menambahkan bahwa Zul akan menjalani operasi kedua.

"Mungkin hari ini Insya Allah akan menjalani operasi kedua, baik Zul maupun anaknya. Mohon doanya karena dari informasi istrinya, Zul banyak terkena tembakan," papar Hendra.

Hendra menuturkan, keluarga besarnya di Padang, Sumatera Barat, hendak berangkat ke Christchurch untuk mendampingi Zul, anak, dan istrinya. Akan tetapi mereka terkendala birokrasi imigrasi mengingat untuk mengurus visa kunjungan ke Selandia Baru akan menghabiskan waktu beberapa pekan.

"Rencana dari keluarga besar ada yang mewakili untuk ke sana. Mohon juga bantuan pemerintah bagaimana caranya kita bisa ke sana," kata Hendra.

Zulfirman Syah merupakan seorang seniman, alumni Insitut Seni Indonesia (ISI) di Yogyakarta. Hendra Yaspita mengatakan adiknya bermukim di Yogyakarta dari 1997 sampai 2018. Namun, kemudian memutuskan untuk hijrah ke Selandia Baru.


Sumber: BBC