Nah Loh! Ganggu Soliditas, AMPG Ingin PSI Dikeluarkan dari Koalisi
10Berita,Pidato Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus menuai kontroversi dari rekan satu koalisi pilpres.
Dalam pidato bertajuk "Festival 11" di Medan, Grace juga menyinggung buku karya Gurubesar Ilmu Politik Nothern Illinois University, Michael Buehler berjudul “The Politics of Sharia Law”.
Buku itu, kata Grace, menyimpulkan bahwa PDIP dan Golkar terlibat aktif dalam merancang, mengesahkan, dan menerapkan syariah di seluruh Indonesia.
Grace juga mempertanyakan sikap partai nasionalis yang tidak mendukung rekomendasi NU untuk tidak menggunakan istilah kafir kepada kelompok non muslim.
Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) bahkan menilai pidato Grace telah mengganggu soliditas koalisi.
Wabendum PP AMPG Ahmad Irawan bahkan mendesak PSI keluar dari koalisi karena telah merugikan rekan-rekan yang lain. Dengan begitu, kata dia, PSI bisa lebih fokus untuk meloloskan diri dari ambang batas parlemen.
“Sebaiknya PSI dikeluarkan saja dari koalisi. Lebih baik PSI fokus meloloskan partainya ke parlemen karena keberadaan mereka juga tidak signifikan di lapangan membantu pemenangan Jokowi-Maruf Amin,” ucap Ahmad dalam keterangan tertulisnya, Kamis 14 Maret 2019.
Ahmad yang juga caleg Golkar dari daerah pemilihan (dapil) Jatim V itu sangat keberatan dengan pernyataan-pernyataan Ketum PSI. Menurut dia, PSI seperti menggunting ikatan sejarah dan menyimpan kebencian yang akut terhadap keharmonisan masyarakat Indonesia.
“Keharmonisan yang terbangun berdasarkan prinsip mayoritas melindungi minoritas dan tidak meragukan demokrasi sebagai sistem terbaik yang merangkul semua pihak. Jadi pernyataan dan serangan PSI hanya akan mengipasi bara dan menyebarkan kebencian terhadap UUD 1945 dan Pancasila,” bebernya.
Maka dari itu, dia mengingatkan agar rakyat Indonesia tidak terprovokasi dengan pernyataan Grace yang hanya bertujuan untuk menarik dukungan politik semata.
“Masyarakat harus disadarkan langkah-langkah PSI hanya menjadi alat penarik dukungan politik yang dapat mengancam kepentingan bangsa dalam jangka panjang,” tandasnya.
Sumber: RMOL