Di Kampanye Sandi, Petani Gunungkidul Ini Sebut Kartu Tani Tidak Laku
10Berita, Sandiaga juga menyinggung adanya temuan KPK tentang korupsi pupuk. Indikasi korupsi tersebut dinilai sangat jelas, ditandai dengan ditemukannya 400 ribu amplop.
Kampanye Sandiaga Uno di Lapangan Ki Demang Wonopawiro, Wonosari Gunungkidul Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta pada Jumat (5/4/2019). [Suara.com/Sri Handayani]
Suara.com - Kampanye terbuka yang dilakukan Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno di Lapangan Ki Demang Wonopawiro, Wonosari Gunungkidul Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta pada Jumat (5/4/2019) diisi interaksi petani di wilayah tersebut.
Dalam interaksi tersebut, seorang petani di Gunungkidul, Soman, mengeluhkan Kartu Tani yang diterimanya dari Kementerian Pertanian (Kementan) tidak dapat digunakan. Akibatnya, Soman mengaku kesulitan mendapatkan pupuk.
"Saya dapat beginian, Pak," kata Soman kepada Sandiaga di atas panggung.
"Kartu Tani," kata Sandiaga sambil memperhatikan kartu yang dominan berwarna merah-putih tersebut.
"Tapi saya nggak tahu ini buat apa. Katanya buat beli pupuk, tapi di warung juga nggak laku. Kalau begitu apa namanya? Apa itu masuk kartu bohong?" kata Soman.
Sandiaga mengatakan, apabila terpilih, Pasangan Prabowo - Sandi akan menyederhanakan berbagai macam kartu yang telah dibuat pada masa pemerintahan Presiden Jokowi. Semuanya akan diintegrasikan dalam satu kartu.
"Insyaallah Prabowo - Sandi akan menyederhanakan, hanya perlu E-KTP. Tidak perlu banyak kartu lain. Hanya perlu E-KTP," kata dia.
Sandi mengatakan, banyaknya kartu hanya memperpanjang proses birokrasi. Padahal, dengan integrasi e-KTP yang telah menerapkan sistem single identification number, semua data petani bisa dikumpulkan.
Dengan E-KTP, semua program pemerintah juga bisa disalurkan. Cara tersebut, jelas Sandi, dianggap lebih terintegrasi dan meminimalisasi korupsi.
Selain itu, Sandiaga juga menyinggung adanya temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang korupsi pupuk. Indikasi korupsi tersebut dinilai sangat jelas, ditandai dengan ditemukannya 400 ribu amplop.
"Itu kan luar biasa mencederai demokrasi kita. Membodohi rakyat. Uangnya uang rakyat, dikorupsi, digunakan untuk membeli suara, melanggengkan kekuasaan," kata dia.
Cara itu, kata Sandiaga, sangat tidak terhormat. Ia berjanji akan memperbaiki sistem tersebut. Ia meminta pihak-pihak yang terkait tak saling menyalahkan dan terus berbenah.
Ia berharap, dengan E-KTP, Prabowo-Sandi akan dapat memberikan layanan terbaik untuk masyarakat.
"Insyaallah semua petani kebutuhannya kita bisa berikan secara lancar, karena petani ini adalah pejuang-pejuang swasembada pangan kita. Kita sudah janjikan, insyaallah kita akan swasembada pangan. Dan mitra kita, tentunya adalah petani. Dan petani harus di-uwongke," kata Sandiaga.
Kontributor : Sri Handayani
Sumber: suara.com
10Berita, Sandiaga juga menyinggung adanya temuan KPK tentang korupsi pupuk. Indikasi korupsi tersebut dinilai sangat jelas, ditandai dengan ditemukannya 400 ribu amplop.
Kampanye Sandiaga Uno di Lapangan Ki Demang Wonopawiro, Wonosari Gunungkidul Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta pada Jumat (5/4/2019). [Suara.com/Sri Handayani]
Suara.com - Kampanye terbuka yang dilakukan Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno di Lapangan Ki Demang Wonopawiro, Wonosari Gunungkidul Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta pada Jumat (5/4/2019) diisi interaksi petani di wilayah tersebut.
Dalam interaksi tersebut, seorang petani di Gunungkidul, Soman, mengeluhkan Kartu Tani yang diterimanya dari Kementerian Pertanian (Kementan) tidak dapat digunakan. Akibatnya, Soman mengaku kesulitan mendapatkan pupuk.
"Saya dapat beginian, Pak," kata Soman kepada Sandiaga di atas panggung.
"Kartu Tani," kata Sandiaga sambil memperhatikan kartu yang dominan berwarna merah-putih tersebut.
"Tapi saya nggak tahu ini buat apa. Katanya buat beli pupuk, tapi di warung juga nggak laku. Kalau begitu apa namanya? Apa itu masuk kartu bohong?" kata Soman.
Sandiaga mengatakan, apabila terpilih, Pasangan Prabowo - Sandi akan menyederhanakan berbagai macam kartu yang telah dibuat pada masa pemerintahan Presiden Jokowi. Semuanya akan diintegrasikan dalam satu kartu.
"Insyaallah Prabowo - Sandi akan menyederhanakan, hanya perlu E-KTP. Tidak perlu banyak kartu lain. Hanya perlu E-KTP," kata dia.
Sandi mengatakan, banyaknya kartu hanya memperpanjang proses birokrasi. Padahal, dengan integrasi e-KTP yang telah menerapkan sistem single identification number, semua data petani bisa dikumpulkan.
Dengan E-KTP, semua program pemerintah juga bisa disalurkan. Cara tersebut, jelas Sandi, dianggap lebih terintegrasi dan meminimalisasi korupsi.
Selain itu, Sandiaga juga menyinggung adanya temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang korupsi pupuk. Indikasi korupsi tersebut dinilai sangat jelas, ditandai dengan ditemukannya 400 ribu amplop.
"Itu kan luar biasa mencederai demokrasi kita. Membodohi rakyat. Uangnya uang rakyat, dikorupsi, digunakan untuk membeli suara, melanggengkan kekuasaan," kata dia.
Cara itu, kata Sandiaga, sangat tidak terhormat. Ia berjanji akan memperbaiki sistem tersebut. Ia meminta pihak-pihak yang terkait tak saling menyalahkan dan terus berbenah.
Ia berharap, dengan E-KTP, Prabowo-Sandi akan dapat memberikan layanan terbaik untuk masyarakat.
"Insyaallah semua petani kebutuhannya kita bisa berikan secara lancar, karena petani ini adalah pejuang-pejuang swasembada pangan kita. Kita sudah janjikan, insyaallah kita akan swasembada pangan. Dan mitra kita, tentunya adalah petani. Dan petani harus di-uwongke," kata Sandiaga.
Kontributor : Sri Handayani
Sumber: suara.com