Gara-gara Pilpres, Boikot Nasi Padang? Ini Tanggapan Luar Biasa Orang Minang
Referensi pihak ketiga
10Berita -- Dari beberapa hasil hitung cepat dan rekapitulasi KPU, pasangan calon Jokowi-Ma’ruf mengalami kekalahan di Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan paslon Prabowo-Sandi tercatat unggul dalam perolehan suara sementara. Perhitungan sementara di situs resmi KPU menunjukkan bahwa Jokowi hanya mendapatkan suara sebesar 151.828. Tertinggal jauh sekali dari Prabowo yang sudah mendapatkan suara sebesar 986.565.
Referensi pihak ketiga(Gambar Ilustrasi)
Melansir Ngelmu.co (22/04), Kekalahan Jokowi di Sumbar, membuat para pendukung paslon 01 kecewa. Mereka menyuarakan kekecewaannya terhadap kekalahan telak Jokowi. Sebagain dari mereka meminta Jokowi untuk tidak terlalu fokus membangun daerah dimana Jokowi kalah telak. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang memutuskan untuk memboikot nasi padang, hanya karena perolehan suara Jokowi yang sangat jeblok di sana.
Referensi pihak ketiga
Terkait pernyataan pendukung paslon 01 yang akan memboikot nasi Padang, dr.Patrianef menanggapi hal tersebut dengan sangat luar biasa. Berikut tanggapannya:
Ada pepatah di Minangkabau:
Kamanakan barajo ka mamak
Mamak barajo ka panghulu
Pangulu barajo ka mufakat
Mufakat barajo ka nan bana
Bana badiri sandirinyo
Bana manuruik alua jo patuik
Manuruik patuik jo mungkin
Artinya, "orang Minang tidak akan mengikuti pimpinannya jika mereka menganggap sesuatu itu tidak benar. Bagi orang Minang, yang paling penting itu adalah kebenaran, kebenaran itu berdiri sendiri. Kebenaran ada jalannnya sendiri.
Jadi, walaupun 11 Bupati dan Walikota di Sumbar mendukung 01, hanya Walikota Padang yang terus terang mendukung dan menghadiri kampanye 02, Gubernur Sumbar yang kader PKS memilih menghindar dengan ke Jepang waktu kedatangan Capres 02, rayat akan tetap memilih yang mereka anggap benar. Rakyat tidak akan mengikuti pilihan Kepada Daerah (Raja) mereka sepanjang itu tidak mereka anggap sebagai sesuatu yang benar.
Tidak usahlah menghimpun opini dengan menyuarakan boikot nasi Padang, karena orang Padang akan selalu bersikap kritis kepada siapapun pengasa dan akan selalu memihak kepada sesuatau yang mereka anggap benar.
Walaupun banyak orang Minang pedagang, tetapi dalam hal sesuatu yang mereka anggap kebenaran, mereka tidak akan melakukan transaksi politik. Tidak ada dagang kebenaran bagi orang Padang.
Yang harus dilakukan untuk meyakinkan orang Minang adalah yakinkan mereka bahwa agama dan aqidah mereka akan terpelihara, dan yakinkan mereka bahwa apa yang dilakukan adalah kebenaran.
Percaya dan yakinlah, bahwa orang Minang sangat nasionalis, mulai dari zaman kemerdekaan sampai sekarang. Pejuang-pejuang zaman kemerdekaan sangat banyak yang berasal dari Minangkabau"
Salam akal sehat
Padang, 22 April 2019
dr. Patrianef
(Pegiat Sosial dan Kesehatan)
Sumber: Lintas politik
Referensi pihak ketiga
10Berita -- Dari beberapa hasil hitung cepat dan rekapitulasi KPU, pasangan calon Jokowi-Ma’ruf mengalami kekalahan di Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan paslon Prabowo-Sandi tercatat unggul dalam perolehan suara sementara. Perhitungan sementara di situs resmi KPU menunjukkan bahwa Jokowi hanya mendapatkan suara sebesar 151.828. Tertinggal jauh sekali dari Prabowo yang sudah mendapatkan suara sebesar 986.565.
Referensi pihak ketiga(Gambar Ilustrasi)
Melansir Ngelmu.co (22/04), Kekalahan Jokowi di Sumbar, membuat para pendukung paslon 01 kecewa. Mereka menyuarakan kekecewaannya terhadap kekalahan telak Jokowi. Sebagain dari mereka meminta Jokowi untuk tidak terlalu fokus membangun daerah dimana Jokowi kalah telak. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang memutuskan untuk memboikot nasi padang, hanya karena perolehan suara Jokowi yang sangat jeblok di sana.
Referensi pihak ketiga
Terkait pernyataan pendukung paslon 01 yang akan memboikot nasi Padang, dr.Patrianef menanggapi hal tersebut dengan sangat luar biasa. Berikut tanggapannya:
Ada pepatah di Minangkabau:
Kamanakan barajo ka mamak
Mamak barajo ka panghulu
Pangulu barajo ka mufakat
Mufakat barajo ka nan bana
Bana badiri sandirinyo
Bana manuruik alua jo patuik
Manuruik patuik jo mungkin
Artinya, "orang Minang tidak akan mengikuti pimpinannya jika mereka menganggap sesuatu itu tidak benar. Bagi orang Minang, yang paling penting itu adalah kebenaran, kebenaran itu berdiri sendiri. Kebenaran ada jalannnya sendiri.
Jadi, walaupun 11 Bupati dan Walikota di Sumbar mendukung 01, hanya Walikota Padang yang terus terang mendukung dan menghadiri kampanye 02, Gubernur Sumbar yang kader PKS memilih menghindar dengan ke Jepang waktu kedatangan Capres 02, rayat akan tetap memilih yang mereka anggap benar. Rakyat tidak akan mengikuti pilihan Kepada Daerah (Raja) mereka sepanjang itu tidak mereka anggap sebagai sesuatu yang benar.
Tidak usahlah menghimpun opini dengan menyuarakan boikot nasi Padang, karena orang Padang akan selalu bersikap kritis kepada siapapun pengasa dan akan selalu memihak kepada sesuatau yang mereka anggap benar.
Walaupun banyak orang Minang pedagang, tetapi dalam hal sesuatu yang mereka anggap kebenaran, mereka tidak akan melakukan transaksi politik. Tidak ada dagang kebenaran bagi orang Padang.
Yang harus dilakukan untuk meyakinkan orang Minang adalah yakinkan mereka bahwa agama dan aqidah mereka akan terpelihara, dan yakinkan mereka bahwa apa yang dilakukan adalah kebenaran.
Percaya dan yakinlah, bahwa orang Minang sangat nasionalis, mulai dari zaman kemerdekaan sampai sekarang. Pejuang-pejuang zaman kemerdekaan sangat banyak yang berasal dari Minangkabau"
Salam akal sehat
Padang, 22 April 2019
dr. Patrianef
(Pegiat Sosial dan Kesehatan)
Sumber: Lintas politik