OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 11 April 2019

Kegeraman Prabowo, Kegeraman Rakyat Indonesia

Kegeraman Prabowo, Kegeraman Rakyat Indonesia



10Berita, “Saudara saudara sekalian, Kalian masih mau gak dibohongi terus? Kalian rela gak kekayaan kita dirampok terus? Saudara saudara sekalian pejabat pejabat kita dirusak, banyak yang rusak gubernur bupati harus melayani rakyat bukan ngancem ngancem rakyat. Bukan ngancem ngancem kepala desa,” katanya dalam nada berapi-api.

Karena itu ia berpesan kepada seluruh prajurit TNI-Polri yang masih aktif untuk dapat bekerja sesuai dengan sumpahnya dengan berpihak kepada rakyat dan bukan memihak kepada segelintir orang yang memiliki uang banyak.

“Hai adik adikku, kau yang ada di tentara, di polisi yang masih aktif. Ingat kau adalah tentara rakyat dan kau adalah polisinya rakyat, kau harus membela dan melindungi seluruh rakyat Indonesia, kau tidak boleh mengabdi kepada segelintir orang apalagi kau membela antek antek asing. Apalagi kau bela bela antek asing,” ungkap Prabowo Subianto dalam nada menggelegar sambil menggebrak meja podium.

Setelah mendengarkan pidato Prabowo, lautan massa di Stadion Kridosono, Yogyakarta, seolah terhipnotis. Mereka serentak menyambut pidato tersebut dengan suara bergemuruh. Seperti halnya pidato Ir Soekarno, Presiden RI pertama, pidato Prabowo Subianto menyemburkan semangat yang membara.

Andai saja meja podium yang digebrak itu aseng dan antek-anteknya, mereka sudah gepeng dan penyet. Sementara respon massa yang bergemuruh mendengarkan pidato Prabowo, seolah menyatakan: “Kami Rakyat Indonesia Siap Setia Bersama Ibu Pertiwi … Jenderal !”.

Alih-alih menyuruh Prabowo turun dari atas panggung, massa pendukung Prabowo justru menyanyikan lagu “Naik-Naik ke Puncak Gunung” yang kemudian syairnya diubah Menjadi “Naik-Naik Prabowo Jadi Presiden”.

Setelah adegan yang “menegangkan” tersebut, Amien Rais dan tokoh masyarakat Yogyakarta Ust Syukri Fadholi, sontak berdiri kemudian maju kedepan panggung sambil mengacungkan dua jari. Keduanya ikut larut dalam semangat yang digelorakan Prabowo.

 Tidak lama kemudian Prabowo memperagakan jurus silatnya kepada lautan massa dan suasanapun kembali relaks lagi. Pada kesempatan tersebut, Prabowo mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada rakyat Yogyakarta yang telah mau rela berjuang bersamanya untuk merubah bangsa dan negara Indonesia.

“Terimakasih rakyat Yogyakarta, kita harus merebut keadilan, setiap insan harus merebut keadilan, 17 april jangan mau diakal-akali, jangan takut kalau di takut takuti. Kita harus berjuang bersama mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur,” tandasnya.

Terus terang saya heran dengan capres yang satu ini. Ketika dirinya difitnah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), menculik aktivis mahasiswa, dan sederet fitnah lainnya, Prabowo Subianto justru mengambil sikap diam. Tidak merespon Apalagi melawan. Tapi begitu kedaulatan negara terkoyak akibat ulah elite negeri ini yang lebih mengutamakan kepentingan sendiri dan golongannya, Prabowo Subianto menunjukkan perlawanannya. Dia geram melihat rakyat menderita sementara negara ini kaya dengan sumber daya alam yang melimpah. Tenang jenderal, Anda geram kami rakyat Indonesia juga geram dengan kondisi negara saat ini. Semoga rakyat Indonesia bisa memiliki pemimpin baru yang bisa mewujudkan negara yang adil dan sejahtera. Wallohu A’lam.

Penulis : Tjahja Gunawan

Sumber: Eramuslim