Seruan Habib Rizieq "Awas Provokasi" Diduga Untuk Hindari State In Emergency Jokowi
10Berita - Seruan "awas provokasi iblis" yang disampaikan Imam Besar FPI M. Rizieq Shihab diduga untuk menghindari penetapan kondisi negara dalam keadaan darurat alias state in emergency oleh Presiden Joko Widodo.
Presidium Persatuan Pergerakan, Andrianto mengatakan, seruan Habib Rizieq terkait menghindari provokasi lewat kegiatan Kartini Run sangatlah wajar. Sebab, waktu kegiatan tersebut dengan kampanye akbar Prabowo-Sandi hampir sama, tempat digelarnya kedua acara pun berdekatan.
Pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi akan menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (7/4) besok. Diperkirakan, kampanye pamungkas ini akan dihadiri jutaan orang.
Andrianto mengajak semua pihak harus sama-sama menjaga kondusifitas. Tonjolkan kampanye yang sejuk bukan memprovokasi.
"Saya rasa kita harus kedepankan pemilu yang sejuk," sebuat dia saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (6/4).
Habib Rizieq dalam pesan terbarunya dari Mekah menyebutkan, acara-acara tandingan kampanye akbar Prabowo-Sandi di Jakarta pada 7 April sebagai provokasi iblis. Misalnya, acara Kartini Run, padahal Hari Kartini baru diperingati pada 21 April mendatang.
Dan sebelumnya, mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai mengingatkan kubu 02 tidak hanya larut dengan isu people power, melainkan juga harus waspada akan dugaan diberlakukannya state in emergency oleh Jokowi, hanya karena dia merasa akan kalah Pilpres 2019. Keadaan darurat biasanya dilakukan pada saat keamanan negara terancam.
"Bisa juga (untuk pemberlakuan state in emergency) bila tensi tidak diturunkan," kata Natalius di Jakarta, Jumat kemarin.
sumber: rmol