OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 19 Mei 2019

Davin Kirana: Mana Mungkin Curang!

NasDem Bantah Penggelembungan Suara Davin Kirana: Mana Mungkin Curang!




10Berita - Partai Demokrat menuding ada penggelembungan suara untuk caleg NasDem dari dapil DKI Jakarta II, Davin Kirana, dalam pemungutan suara ulang (PSU) di Malaysia via pos. NasDem menyebut tudingan itu tidak berdasar.

"Mana mungkin curang, aya aya wae (ada-ada saja). Bersiaplah jadi politisi yang dewasa secara politik. Tuduhan penggelembungan suara PSU via pos tersebut sangat berlebihan dan wujud dari tidak siap kalah," kata Sekjen NasDem Johnny G Plate kepada wartawan, Jumat (17/5/2019).

Menurut Johnny, PSU di Malaysia diselenggarakan dan diawasi dengan ketat. Jika ada caleg yang meraup suara signifikan, Johnny menilai hal itu merupakan bentuk kepercayaan masyarakat.

"Jika ada yang menang dan menang secara signifikan, itu merupakan hasil dari kerja keras selama masa kampanye dan bentuk kepercayaan masyarakat," ujar Johnny.

Ia berharap para peserta pemilu dapat bersikap dewasa menerima kekalahan. Johnny pun mengingatkan agar segala dugaan kecurangan diproses sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Jika memang ada partai atau caleg yang suaranya kurang, bersiaplah menjadi politisi yang dewasa dan kalah secara terhormat," kata anggota DPR itu.

"Jika juga ingin memburu keadilan, lakukan itu sesuai alamat UU Pemilu. Tidak siap kalah sudah mewabah dan menjangkit banyak peserta pemilu, khususnya caleg yang suaranya belum berhasil menghasilkan kursi parlemen," lanjut Johnny.

Johnny pun menegaskan NasDem siap menerima apa pun hasil PSU via pos di Malaysia. Ia menegaskan NasDem akan menempuh jalur hukum jika menemukan bukti kecurangan.

"Apa pun hasil PSU tersebut akan kami terima sesuai perhitungan PPLN Kuala Lumpur. Dan bila ada bukti kecurangan yang autentik kami juga akan tempuh sesuai jalur penyelesaian sengketa di MK," ucap Johnny.

Sebelumnya, Partai Demokrat menuding ada penggelembungan suara untuk caleg NasDem, Davin Kirana, dalam PSU di Malaysia via pos. PD menilai Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) setempat melakukan banyak pelanggaran.

"Ada penggelembungan suara atau kecurangan," ujar Ketua Daerah Pemilihan Luar Negeri (DPLN) Demokrat Lukmanul Haki, Jumat (17/5).

Tudingan itu berawal dari datangnya 62 ribu surat suara dari pos melebihi waktu yang diatur. PPLN akhirnya tetap menghitung 62 ribu surat suara yang dipersoalkan mayoritas partai, meski dipisah dari suara awal yang masuk sekitar 22 ribu.

Hasilnya, surat suara menunjukkan mayoritas kemenangan diraih oleh Davin dan NasDem. Kemenangan Davin di TPS-TPS di Malaysia jauh signifikan dari lawan-lawannya.

"Terbukti ketika perhitungan suara itu, mayoritas mungkin 80% itu semua ke NasDem dan Davin. Itu kalau tidak ke NasDem, suaranya ke Davin. Suara untuk partai lain ada, Demokrat ada, tapi kecil, misal 20, 10, bahkan ada yang 0," kata Lukmanul.

Lukmanul mengklaim rekayasa memenangkan Davin Kirana sangat terasa sehingga membuat saksi dari partai politik tertawa satire. Bahkan mahasiswa yang melihat jalannya penghitungan suara sampai menjadikanya bahan hiburan.

"Ini kasar sekali. Terjadi pengkondisian. Menjijikkan. Betul-betul dipaksakan agar dia menang. Itu mahasiswa-mahasiswa ganti dari 5.2 (nomor urut Davin) jadi dia lagi, dia lagi. Masinton sampai ngomong udah deh buat pemilu sendiri, coblos sendiri, hitung sendiri," tuturnya.

sumber: detik