OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 11 Mei 2019

Rizal Ramli Nilai Pemilu 2019 Paling Buruk: Pemilunya Curang Lalu Tokoh-tokoh Ngomong Sedikit Ditangkap

Rizal Ramli Nilai Pemilu 2019 Paling Buruk: Pemilunya Curang Lalu Tokoh-tokoh Ngomong Sedikit Ditangkap



10Berita,  Tokoh Nasional mantan Menko Kemaritiman kabinet Jokowi, Dr. Rizal Ramli menilai Pemilu 2019 sebagai penyelenggaraan pesta demokrasi yang buruk.

Pernyataan mantan Menteri Koordinator Kemaritiman ini sendiri didasari oleh masif dan terstrukturnya kecurangan yang terjadi pada penyelenggaraan pemilu 2019 ini.

“Padahal waktu di tahun 1955 pemilihan adil jujur sederhana karena saat itu KPU sederhana, rakyatnya sederhana. Walaupun pas Orde Baru memang tidak benar-benar berjalan demokratis karena ada intervensi. Tapi, pas pemilu tahun 1999 pada waktu  Presiden Habibie itu jujur dan adil,” beber RR begitu ia disapa, Sabtu (11/5/2019).

Penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil, lanjut RR, bahkan terjadi pada saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri Putri maju sebagai capres di tahun 2004. Megawati sendiri kala itu merupakan calon Presiden petahana.

“Pemilu 2004, Megawati tidak memanfaatkan negara tidak menggunakan ABRI, tidak gunakan polisi, dan BUMN untuk memenangkan dirinya, saat itu Megawati pun kalah,” kata RR.

“Tapi di tahun 2009 baru mulai ada permainan uang, century. Mulai ada permainan macem-macem,” sambung doktor lulusan Boston University ini.

Kecurangan pada pemilu, lanjut RR, kemudian berlanjut pada tahun 2014 dan semakin parah di tahun 2019. Khusus di tahun 2019 ini kecurangan terjadi dari sebelum penyelenggaraan pemilu hingga selesainya pencoblosan.

“Misalnya contoh ada protes terhadap Daftar Pemilih Tetap (DPT) banyak yang ga bener, tanggal lahir sama, orangnya sama, dan kota sama. Kalau KPU adil dan profesional pasti dia sisir itu, kita pun pasti terima kasih. Tapi KPU tidak melakukan itu untuk mengoreksi, termasuk kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini,” papar RR.

Kondisi ini pun membuat RR sedih lantaran perjuangannya semasa kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk memperjuangkan demokrasi terasa sia-sia.

“Untuk memperjuangkan hal tersebut saya bahkan sampai di penjara 1,5 tahun di Sukamiskin. Tapi, kok bisa hari ini kita balik lagi ke nol dan bukan kayak negara demokratis, pemilunya curang lalu tokoh-tokoh ngomong sedikit ditangkap,” tandas RR.

Sumber: kedaipena