Beberapa orang memiliki ruangan yang berantakan dan dengan jenis yang berbeda-beda, ternyata ada masalah psikologis di balik semua itu, yuk simak!

10Berita- Terdapat dua jenis orang dalam menata ruangan dan barang-barang yang dimilikinya.
Sebagian orang menatanya dengan rapi dan sebagian lainnya membiarkan ruangannya dalam kondisi yang berantakan.
Menjaga ruangan tetap rapi tentu perlu dilakukan demi kenyamanan, baik bagi si pemilik ruangan maupun bagi orang lain yang barang kali hendak berkunjung.
Orang-orang yang ruangannya berantakan bukan berarti tak berkeinginan untuk merapikannya, bisa jadi mereka menemui kesulitan untuk melakukannya.
Namun, tahukah kamu bahwa masing-masing orang memiliki tipe berantakan atau ketidakrapiannya masing-masing?
Dan ternyata, tipe berantakan itu dapat dipengaruhi oleh masalah psikologis pemilik ruangan itu, lho?
Berikut Tribunnews.com rangkumkan dari Brightside.me, macam-macam kebiasaan berantakan seseorang yang berkaitan dengan masalah psikologis yang dialami.
1. Menyembunyikan sampah di laci, lemari atau kotak
(brightside.me)
Pada pandangan pertama, kamar mereka mungkin tampak sempurna: lantai yang bersih, buku-buku yang tertata rapi, wallpaper yang sesuai.
Tapi begitu kamu melihat di dalam laci dapur atau rak di lemari, kamu mungkin melihat benda-benda yang tak seharusnya berada di sana.

Secara Psikologis, orang dengan tipe berantakan ini merupakan orang yang memiliki sifat dramatis.
Bagi mereka, tampilan luar amatlah penting, tetapi tidak peduli dengan apa yang ada di dalam.
Mereka suka menunjukkan sisi terbaik dari kepribadian mereka dan mereka melakukan banyak hal terutama untuk mengesankan orang lain.
Lebih mudah bagi orang-orang ini untuk menyembunyikan semua barang lama dan tidak berguna daripada membuangnya atau menyortirnya.
Seringkali, lebih penting bagi mereka untuk membuat tempat mereka terlihat menarik daripada benar-benar membuatnya bersih.
2. Tidak berupaya untuk melakukan renovasi
(brightside.me)
Beberapa orang menghabiskan bertahun-tahun tinggal di rumah dengan keran bocor, kertas dinding jadul, dan menyimpan barang-barang di dalam kotak agar tidak menghabiskan uang ekstra untuk barang baru.
Mereka sering memperlakukan tempat mereka sebagai tempat singgah sementara.
Seperti mereka berencana untuk pindah ke kota lain, mencari pekerjaan di luar negeri, mendapatkan hipotek, atau hanya menunggu hidup mereka entah bagaimana berubah.
Tetapi kadang-kadang, mereka dapat hidup di tempat “sementara” ini selama beberapa dekade.

Dari sudut pandang psikologis, orang-orang ini cenderung hidup di masa depan dan melihatnya melalui kacamata berwarna mawar.
Mereka memperlakukan saat ini sebagai ketidaknyamanan sementara yang hanya perlu mereka toleransi.
Di sisi lain, mereka sering tidak memiliki rencana yang solid, orang-orang ini terbiasa hidup seperti ini dan mereka terus-menerus mengharapkan bantuan dari luar yang akan mengubah situasi mereka.
3. Memiliki ruang kerja yang berantakan
(brightside.me)
Ruang kerja adalah salah satu tempat paling menarik di tempat tinggal seseorang dari segi psikologi.
Beberapa orang memilah semuanya ke dalam folder dan meletakkan folder di rak.
Beberapa orang lainnya mencampur semuanya.
Semua kertas, pena, piring, pensil, laptop, benda-benda ini memakan ruang dan ditutupi debu.
Ini bisa menunjukkan harga diri yang tinggi dan ketidakdewasaan.
Bahkan jika mejanya berantakan, mereka masih dapat secara aktif bekerja di sana dan dapat dengan mudah menemukan apa pun yang ia butuhkan.

Ini belum tentu hal yang buruk.
Sangat sering, meja yang berantakan adalah indikator kepribadian yang kreatif dan inventif .
Jika seseorang sering harus melakukan hal-hal lain selain mengetik (misalnya menulis sesuatu, menggambar, atau sesuatu yang lain), ada kemungkinan besar bahwa tempat kerjanya tidak terlihat sangat bersih.
Namun di sisi lain, mungkin mereka sering memiliki ide-ide yang tidak biasa dan kreatif.
4. Menumpuk banyak pakaian kotor
(brightside.me)
Sangat sedikit orang yang dapat mengatakan bahwa dirinya suka bersih-bersih.
Tetapi beberapa orang sangat membencinya sehingga itu benar-benar menjadi menakutkan.
Maka dari itu mereka mengumpulkan semua sampah di bak hingga penuh.
Atau meletakkan semua piring kotor di wastafel sampai mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki piring bersih yang tersisa.
Penundaan adalah masalah yang harus dihadapi banyak orang.
Ini sering terjadi dalam tugas kita sehari-hari.
Dan tampaknya jauh lebih logis untuk melakukan sedikit pekerjaan secara teratur, daripada melakukan banyak hal.
Tetapi pada kenyataannya, orang menggunakan alasan seperti, "saya malas", "saya tidak punya waktu sekarang," atau "saya akan melakukannya besok".
Jika kamu termasuk orang-orang yang senang menunda-nunda, cobalah untuk memulai dengan hal-hal kecil.
Cucilah piring segera setelah makan dan buang sampah setiap hari, ini membentuk kebiasaan sehat untuk melakukan semuanya tepat waktu.
Kamu akan memerlukan kebiasaan ini di bagian-bagian kehidupan yang lebih penting seperti pekerjaan atau hubungan dengan orang lain.
5. Berpikir bahwa tidak ada yang tinggal di sana
(brightside.me)
Beberapa rumah orang sepertinya hanya digunakan sebagai tempat tidur.
Tempat itu mungkin bersih, memiliki perabot yang sangat sedikit, dan hampir tidak ada piring.
Kadang-kadang mereka bahkan tidak memiliki kompor, lemari es, atau hal-hal lain yang diperlukan.
Tempat tinggal semacam ini sangat populer di kalangan siswa yang benar-benar menghabiskan sedikit waktu di dalamnya.
Namun, semakin tua seseorang, semakin banyak kenyamanan dan keteraturan yang mereka inginkan dalam hidup mereka.
Jika tempat itu terlihat kosong tetapi orang tersebut menghabiskan banyak waktu di sana, itu mungkin mengindikasikan beberapa masalah psikologis.
Salah satunya adalah ketidakdewasaan, orang dewasa masih menunggu seseorang untuk muncul dan membuat tempat yang nyaman untuk mereka.
Misalnya, mereka pikir akan menemukan pasangan yang akan datang dan membuat tempat tinggalnya nyaman.
6. Meninggalkan sisa makanan di dapur
(brightside.me)
Dapur seharusnya menjadi tempat terbersih di rumah karena di tempat itulah kita makan dan memasak.
Noda minyak dan lemak, sisa makanan, noda kopi dan teh pada cangkir, semua ini tidak hanya membuat tempat itu tampak buruk, tetapi juga bisa berbahaya bagi kesehatan kita.
Bahkan orang-orang yang tidak terlalu suka membersihkan berusaha menjaga dapur tetap bersih hanya agar aman.
Namun, ada orang yang baik-baik saja dengan dapur kotor dan terkadang masalahnya bukan hanya kemalasan.
Banyak penelitian membuktikan bahwa jarang membersihkan rumah merupakan salah satu tanda depresi.
Orang-orang tidak memiliki energi untuk menjaga rumah mereka tetap bersih, mereka tidak merasa itu penting.
Dan sangat mungkin mereka tidak cukup menghargai diri mereka sendiri.
Mereka tidak berpikir mereka pantas hidup di tempat yang bersih.
Di sisi lain, pembersihan dan pembongkaran secara teratur telah terbukti meningkatkan mood dan membantu melawan gejala-gejala depresi.
7. Memiliki kamar mandi yang kotor
(brightside.me)
Iklan sampo biasanya menunjukkan kamar mandi sebagai tempat sesorang bisa melupakan semua masalah dan benar-benar bersantai.
Dan memang benar, mandi air panas atau mandi air dingin memiliki efek besar pada perasaan kita.
Aroma yang berbeda dapat membangunkan kita, dan garam serta minyak esensial dapat meningkatkan kondisi kulit kita dan fungsi organ-organ internal kita.
Hanya dengan melihat ke kamar mandi sudah cukup untuk mengetahui seberapa besar perhatian pemiliknya, tidak hanya tentang tubuh mereka, tetapi juga tentang kenyamanan psikologis mereka.
Kamar mandi yang bersih adalah indikator bahwa itu digunakan secara teratur.
Gel shower, minyak berbeda, pasta gigi berkualitas tinggi, krim wajah, dan lotion tubuh, semua ini berarti bahwa orang ini peduli dengan diri mereka sendiri.
Jika satu-satunya hal di kamar mandi adalah pisau cukur dengan busa kering di atasnya atau sepotong sabun, itu tidak berarti bahwa orang tersebut mengalami depresi.
Itu hanya berarti bahwa orang tersebut benar-benar stres dan tidak punya banyak waktu untuk peduli bagaimana penampilan mereka.
8. Memiliki terlalu banyak barang
(brightside.me)
Beberapa orang mengalami kesulitan mengucapkan selamat tinggal pada hal-hal yang mereka sukai.
Kamu mungkin pernah melihat ruangan yang di dalamnya terdapat beberapa benda yang tidak pernah digunakan.
Dalam skenario kasus terbaik, perilaku ini merupakan indikasi kepribadian konservatif, mereka tidak ingin mengubah keadaan dan mencoba bersembunyi dari perubahan ini.
Skenario terburuk adalah ketika seseorang memiliki kecenderungan untuk terus-menerus membawa barang-barang tidak berguna ke rumah.
Ini adalah tanda perilaku kompulsif dan neurosis.
Orang-orang seperti ini tidak bisa berhenti menimbun barang-barang yang bahkan tidak pernah ia butuhkan.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)