OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 03 Juni 2019

Cara Bertanam Padi Petani Jepang Sangat Modern

Cara Bertanam Padi Petani Jepang Sangat Modern

10Berita — Cara bertanam padi petani Jepang dan Indonesia sangat berbeda. Ini karena selain Jepang terkenal dengan industri otomotifnya, Negeri Matahari Terbit ini juga sangat dikenal dengan industri pangan dan pertaniannya yang canggih serta modern. Teknologi pertanian di Jepang sudah tersohor mempunyai sistem kerja yang sangat baik. Lalu, bagaimana cara petani Jepang menanam padi?
Foto : Cara bertanam padi modern di Jepang (IDN Times)
Proses awal cara tanam padi di Jepang
Sekitar awal Mei, ketika musim hujan di Jepang telah tiba, para petani mulai bersiap-siap untuk menanam padi. Benih padi ditaruh di papan sebaran, di mana tanahnya berbentuk butiran-butiran yang sudah berisi dengan pupuk organik.
Setelah itu, biji-biji padi ditutup dengan kain terpal selama beberapa hari agar tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Setelah 15 hari, barulah bagian ujung terpal penutup biji-biji padi dibuka dan dibiarkan untuk berganti udara selama beberapa hari.
Selanjutnya, ketika lahan sudah siap, padi siap diangkut dengan mobil mereka menuju ke sawah. Petani Jepang menanam padi tersebut ketika benih masih berusia sekitar dua puluh hari (masih berusia muda). Dengan begitu, proses pertumbuhan akan terjadi ketika benih tersebut sudah ditanam di sawah.
Pekerjaan
Di Jepang, orangtua (pasangan suami istri) bekerja bersama dibantu anaknya. Dalam satu keluarga, mereka bekerja bersama dan tidak ada yang mempekerjakan orang lain atau bekerja di tempat orang lain. Meskipun sudah tua, mereka tetap semangat untuk bekerja bersama-sama.
Apabila sawah atau ladang yang mereka punya tidak dimanfaatkan atau ditanami dengan tanaman, pemerintah Jepang akan menarik pajak dari tanah yang mereka miliki tersebut.
Hal tersebut membuat orang Jepang tetap semangat untuk menanam padi atau tanaman lain untuk menghindari pajak. Hasil pertanian yang telah mereka tanam pun akan menghasilkan buah yang dapat dimanfaatkan oleh mereka atau dijual di koperasi Japanese Agricultural (JA).
Produktivitas
Dalam satu hari, petani Jepang mampu menanam padi satu hektare dari pagi sampai sore. Meskipun sendirian, mereka dibantu dengan mesin penanam yang canggih. Menanam padi di Jepang sangat mudah, tidak memerlukan banyak tenaga dan hanya dilakukan oleh para anggota keluarga itu sendiri. Dengan begitu, produktivitasnya tinggi dan tercapai kesejahteraan keluarganya.
Para petani Jepang juga wajib memiliki alat pertanian mereka sendiri di rumahnya seperti mobil, mesin penanam padi, mesin pencabut padi dan perontok padi, serta oven untuk mengeringkan padi. Sementara, padi yang sudah kering dapat dibawa langsung ke mesin penggilingan yang kasar.
Proses penggilingan pertama masih terdapat kulit ari pada padi/gabah yang digiling sehingga perlu untuk dibawa ke tempat penggilingan kedua supaya kulit ari tersebut yang menempel pada gabah telah bersih.
Tempat penggilingan kedua padi biasanya terdapat di dekat-dekat supermarket atau toko-toko kecil. Atau, bisa juga ditempatkan di daerah yang sering dilewati oleh orang-orang. Jadi, para petani dengan mudah dapat menggilingnya sendiri dan membayar dengan koin.
Mesin penggilingan padi ini banyak dibuat oleh SATAKE yang merupakan sebuah perusahaan tempat pembuatan alat-alat pertanian.
Jika orang yang tidak mempunyai sawah dan tidak mempunyai padi sendiri tetapi mau membeli beras dengan harga murah, mereka akan membeli padi yang sudah digiling sekali di JA. Selanjutnya, mereka akan membawanya ke penggilingan kedua agar beras bisa dikonsumsi.

Sumber: Pertanianku