10Berita,SEMINYAK  - Dunia tengah siap menyambut dimulainya era jaringan telekomunikasi generasi kelima atau 5G. Lalu bagaimana dengan kesiapan Indonesia?

Menjawab pertanyaan tersebut, Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah, mengatakan, untuk saat ini teknologi internet supercepat 5G belum benar-benar dibutuhkan konsumen di Tanah Air. “Teknologi 5G memang secara teori sangat enak diterapkan, tapi faktanya tidak semudah itu. Untuk di Indonesia, teknologi ini belum dibutuhkan,” kata Ririek saat menghadiri Telkomsel Media Gathering 2019 di Kerobokan, Seminyak, Bali, Selasa malam (30/4/2019).

Ririek mencontohkan, mobil otonom yang banyak sejak tahun lalu banyak digaungkan para produsen teknologi. Di Indonesia, mobil itu akan sangat sulit melayani penggunanya.



“Semua telah ditunjang sensor agar mobil otonom bisa menghindari kecelakaan dan bisa diarahkan ke tujuan. Hanya dengan keberadaan pengemudi lain yang tingkat kesadaran berlalu lintas kurang, maka sangat sulit bagi mobil otonom itu menghindari kecelakaan,” katanya lagi.

Ririek mengutarakan, di negara luar teknologi ini bisa digunakan di kompleks perumahan untuk menggantikan jaringan kabel optik. Karena 5G lebih murah ketimbang generasi telekomunikasi sebelumnya.

“Di Indonesia untuk penggunaan komersial secara umum sangat sulit diterapkan. Tapi kami yakin masih bisa dilakukan untuk area tertentu (bisnis),” ujarnya.

Disebutkannya, Telkomsel sudah mengenal teknologi 5G sejak tahun 2017. Saat itu, lanjut dia, uji coba tes kecepatan dilakukan di internal perusahaan. Pada 2018, teknologi 5G mulai diujicoba langsung di Senayan saat berlangsung gelaran pesta olahraga negara-negara Asia atau ASIAN Games 2018.

“Saat itu kami menjalankan mobil otonom dan beberapa perangkat berbasis 5G. Tapi apa yang bisa dilakukan oleh oleh 5G, untuk beberapa perangkat dan keperluan masih bisa dioperasikan melalui teknologi 4G. Jadi tidak harus 5G, apalagi kami punya teknologi 4.9G," klaim Ririek.
Sumber: Sindonews